Rabu, 28 September 2011

Tanpa Kata, Seribu Makna

Bukan perkara mudah mengungkapkan sesuatu. Saya pernah mengalami bahkan saat saya hampir menulis seratus, tapi ketika saya membacanya ulang, saya belum menyampaikan maksud saya sama sekali.
Jadi, saya pikir bukan maslaah banyaknya kata atau panjangnya omongan. Yang jauh lebih penting mungkin adalah makna dari kata yang saya tulis atau sampaikan.
Tanpa kata bahkan, kita bisa menyampaikan sejuta makna.
Hal ini pula yang saya dapatkan ketika membuka sebuah video "Duty of christian" (kalau tak salah) yang saya unduh di bawah ini.

Tokoh dalam video ini nyaris tak bicara, nyaris tak bergerak. hanya ada kalimat-kalimat singkat, dan gambar slide yang satu per satu muncul. Tapi, entah kenapa begitu dalam. Mengena. Kalau saya tak sedang di kantor, mungkin air mata bisa saja menetes. T__T

Ini juga mungkin yang menyebabkan mengapa begitu tanpa kata-kata panjang orang bisa menggerakan manusia lain, yaitu dengan perbuatan dan teladan baik. Tak perlu banyak omong, cukup lakukan dan kerjakan. Dan dunia akan berubah.
Nah, cekidot this video~



Rabu, 14 September 2011

Untuk Almarhum: Selamat Ulang Tahun

Hari saya membaca notifikasi di lama Facebook saya. Salah seorang teman saya berulang tahun hari ini. Lalu? apa yang aneh? toh semua orang berulang tahun? sebenarnya tidak ada yang aneh kalau saja orang ini masih hidup.
ya, teman saya atau lebih tepatnya dosen saya ini sudah meninggal kira-kira setahun lalu. sejenak saja membuka halaman profilnya, berniat mengucapkan selamat barang sepatah dua patah kata. Namun, entah kenapa jemari saya tertahan, tidak sanggup menulis apa-apa.
dia sudah meninggal, sudah tiada, lantas untuk apa saya ucapkan selamat ulang tahun? rasanya kok aneh sekali, seperti mengucapkan ulang tahun kepada bayi yang belum lahir. aneh, janggal.
saya kemudian berpikir, mungkin bukan ucapan selamat ulang tahun yang seharusnya saya ucapkan.karena umurnya sudah berhenti, tepat ketika ia mengembuskan napas terakhirnya. mungkin memperingati hari kelahirannya lebih tepat. Kita bersukacita dan bertepuk tangan bukan karena umur dosen sekaligus teman saya ini bertambah, tapi karena pada hari itu seorang yang baik telah lahir. Orang yang mungkin saja telah mengispirasi banyak orang, bukan hanya mengajar tapi bersedia menjadi tempat yang tepat untuk kami mahasiswanya berbagi ide-ide yang fantastis.
Sekali lagi selamat hari lahir, Mas. Mungkin umurmu tidak akan bertambah, tapi peringatan akan hari lahirmu masih dilakukan. Bukankah orang besar tidak diperingati ketika ia mati, tapi ketika ia hidup?