Jengkel
dengan teman yang saat itu sebagai anak buah kamu, tidak bisa
mengerjakan tugas kelompok sesuai standar yang kita mau? Atau sebal
melihat guru yang tidak tau waktu malah ngomel ngalor ngidl di depan
kelas? Stop! Jangan buru-buru menyalahkan mereka dulu. Jangan-jangan
kesalahan bukan terletak semata-mata di pundak mereka. Lebih buruk,
kesalahan mungkin saja terletak pada kamu.
Coba
dengar dulu pengakuan seorang wanita yang kini berprofesi sebagai
guru SD negeri ini: Waktu masih SMA, saya suka sekali melihat
kesalahan guru gue sendiri, mencibir bila mereka melakukan kesalahan
walaupun mereka pada dasarnya saya tahu mereka baik. Tapi keadaan
berbalik 180 derajat ketika saya bertindak jadi guru. Menjadi guru
ternyata tidaklah mudah. Banyak yang harus dilakukan demi target yang
sudah dibuat sebelumnya. Dan ketika memikirkan bahwa murid saya
sendiri mungkin saja mencibir saya di belakang, hati saya sangat
sedih.
Hayoo,
bagaimana bila kamu dalam posisi seorang guru SD ini? Bayangkan kalau
dunia terbalik, bayangkan kamu ada di posisi orang lain yang kamu
selalu cibir? Pasti rasanya tidak enak selalu menjadi orang yang
tertekan dan dituntut macam-macam tanpa orang tersebut mencoba
memahami posisi kita.
Hanya
ada satu cara untuk mengatasi itu: introspeksi diri. Seiring
perjalanan hidup, akan ada banyak peristiwa di mana kita harus
belajar dan membiasakan introspeksi diri. Banyak hal yang bisa kita
lakukan untuk introspeksi diri, salah satunya dengan becermin untuk
mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi. Dengan cara ini kita
dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Orang harus
melakukan introspeksi diri karena proses tidak selalu berjalan
konstan. Ingatlah, pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil
yang sama, selalu ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang.
Pemahaman kamu, misalnya sebagai seorang Ketua OSIS pasti berbeda
dengan sudut pandang anggota OSIS kamu. Oleh karena itu rasa saling
memahami, menoleransi, bahkan mengapresiasi karya orang lain mutlak
dilakukan untuk mengurangi friksi ini.
Mungkin
kita sering melihat kesalahan orang lain bahkan habis-habisan
mengkritik kesalahan orang lain, tapi sadarkah bahwa kita pun sering
berbuat salah. Melalui intropeksi diri sendiri, kita dapat memahami
kekurangan dan kelebihan yang kita sekaligus orang lain miliki.
Berkaca bahwa kita tak sebaik yang kita bayangkan selama ini kok; dan
orang lain pasti memiliki kelebihan yang bisa diandalkan. Jangan
sampai kita seperti ungkapan gajah di seberang mata tampak, kotoran
di pelupuk mata tak tampak.
Dengan introspeksi diri yang seimbang,
percayalah hubungan kamu dengan orang lain akan semakin baik. Orang
lain pun akan lebih menghargai kita, bukan karena takut karena kita
atasannya, tapi karena kamu terlebih dulu menghargai dia. (Berbagai Sumber)
