Universitas Leiden yang terletak di Kota Leiden, adalah universitas tertua di Belanda. William, Prince of Orange, mendirikan universitas ini pada tahun 1575. Ratu Juliana dan Beatrix serta Pangeran Mahkota Willem-Alexander tak ketinggalan juga pernah beljar di sana.
Universitas
Leiden memiliki enam fakultas, 50 departemen lebih dan lebih dari 150
program sarjana. Yang paling mencengangkan, semuanya memiliki dan
menikmati reputasi internasional yang luar biasa. Pada 2011, Times
Higher Education World University Rankings menempatkan Universitas
Leiden sebagai universitas terbaik ke-65 di seluruh dunia. Bahkan,
Times Higher Education World University Rankings konsisten
menempatkan Universitas Leiden sebagai universitas terbaik di Benua
Eropa untuk bidang seni dan humaniora. Universitas ini berhubungan
dengan setidaknya enam belas penerima Hadiah Nobel. Tak hanya itu,
Universitas Leiden juga berhasil masuk ke dalam 100 perguruan tinggi
terbaik di seantero dunia tahun 2011-2012
(www.leidenranking.com/ranking.aspx).
Universitas Leiden adalah
rumah bagi lebih dari 40 lembaga penelitian nasional dan
internasional. Sebagai salah satu research
university terkemuka di Eropa,
Universitas Leiden berhasil mencetak lulusan unggul yang dapat
bekerja di dalam atau di dalam lingkungan akademik.
Untuk
bidang humaniora, Universitas Leiden telah tersohor puluhan bahkan
ratusan tahun sebagai universitas pencetak ahli-ahli dalam bidang
literatur, naskah, dan filologi. Sebagai orang yang memiliki
ketertarikan dengan naskah kuno dan linguistik, Universitas Leiden
memiliki pesona sendiri. Di antara koleksi dari atau berhubungan yang
dengan Asia Tenggara, koleksi Melayu-Bahasa Indonesia mengambil
tempat yang menonjol. Koleksi ini mencakup naskah, surat, foto,
gambar, peta, rubbings, dan
dokumen cetak. Naskah-naskah dari Asia Tenggara, Myanmar, Thailand,
Laos, dan Kamboja terwakili dalam koleksi di perpustakaan mereka,
meskipun pada skala yang sederhana.
Perpustakaan
Universitas Leiden termasyur di seluruh dunia sebagian karena koleksi
bahasa Indonesia yang termasuk dalam Special
Collections. Para mahasiswa dan sarjana
dari seluruh dunia telah tertarik oleh kekayaan luar biasa dari
koleksi yang terdiri dari ribuan manuskrip, foto, gambar, dan karya
cetak dengan sabar dikumpulkan selama waktu yang sangat lama. Hasil
penelitian mereka yang telah dipublikasikan dengan apik di monograf.
Naskah dari Indonesia
(Kepulauan Melayu) telah tersedia di Perpustakaan Leiden sejak awal.
Naskah tertua asal Indonesia dan seluruh dunia hingga saat ini masih
tersedia di perpustakaan mereka. Faktanya, real
basis dari koleksi naskah asal abad 19
ketika masa awal bahasa Indonesia diajarkan di Leiden.
Bagi
para peneliti, Perpustakaan Leiden bagaikan surga yang dapat
memuaskan hastrat keingintahuan mereka akan naskah lama. Tak ayal,
perpustakan ini menjadi sasaran para peneliti yang ingin menuntaskan
disertasi atau tesis mereka dengan mencari naskah atau informasi yang
dibutuhkan. Dalam hal ini, mereka berpendapat tidak ada yang lebih
baik dari Universitas Leiden.
Kecintaan saya pada naskah dan manuskrip tua
bangsa Melayu telah membawa saya—entah secara langsung atau
tidak—pada ketertarikan terhadap Universitas Leiden. Bagi saya,
universitas ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Jika saya tidak
sempat untuk menikmati ruang kelasnya, saya kira sekadar
mengunjunginya tak terlalu berlebihan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar