Anjing
adalah salah satu pilihan peliharaan bagi keluarga. Selain sifatnya
yang loveable, anjing
juga terkenal sebagai satwa yang cerdas. Manusia banyak melatih
mamalia ini untuk menjaga rumah, mengendus obat-obatan terlarang,
hingga menangkap para pelaku kejahatan. Hal ini tidak lain karena
melatih anjing tidaklah terlalu sulit dilakukan.
Pertanyaan
apakah anjing berbagi kemampuan linguistik dengan manusia adalah
fokus dari penelitian terbaru ini. Bagi para peneliti, pertanyaan itu
penting karena wawasan ke dalam kemampuan linguistik dari spesies
lain mungkin memberi kita wawasan tentang proses evolusi yang
menyebabkan bahasa manusia ada. Dalam
studi terbaru, terungkap bahwa anjing memiliki pemahaman yang baik
terhadap ukuran dan tekstur sebuah benda.
Seorang
balita hanya belajar untuk berbicara dengan cara mengasosiasikan
kata-kata dengan bentuk, bukan ukuran atau tekstur. Benda apa pun
yang bentuknya menyerupai telepon, misalnya, para balita akan
menyebutnya "telepon". Hal ini berbeda dengan yang
terjadi pada anjing.
Studi
terbaru yang dilakukan di Universitas Lincoln, Inggris, menunjukkan
bahwa anjing cenderung mengasosiasikan kata-kata dengan ukuran
daripada bentuk. “Perbedaan ini membuat
mereka meragukan bahwa mamalia baik dalam pembelajaran sebuah kata,"
kata Emile van der Zee, seorang psikolog di Universitas Lincoln di
Inggris. Dr Van der Zee adalah penulis pertama studi yang muncul
dalam jurnal PLoS One.
"Studi ini dapat membantu kita dalam memahami mengapa manusia
lebih baik dalam belajar dan memahami sebuah bahasa," ia
menambahkan.
Setelah beberapa pelatihan dilakukan, Gable mulai
mengidentifikasi objek lain yang ukurannya hampir sama dengan nama
yang sama. Setelah mengambil home object
selama sekitar satu bulan, Gable juga
mulai bisa mengasosiasikan kata dengan benda-benda lain dari tekstur
yang mirip, tetapi tidak pernah benda yang memiliki bentuk serupa.
Hal ini menunjukkan bahwa anjing memiliki pengertian dan pemahaman
yang baik dalam hal ukuran dan tekstur, tapi tidak dalam hal bentuk.
Para
peneliti mengklaim bahwa hasil menunjukkan bahwa proses anjing (atau
setidaknya Gable) mengasosiasikan benda-benda secara kualitatif
berbeda dengan manusia. Cara anjing dan manusia memandang bentuk,
tekstur, dan ukuran berbeda mungkin karena evolusi selama miliaran
tahun telah membentuk indra masing-masing spesies. Itu artinya,
menurut para peneliti, meskipun anjing Anda mungkin membawa kembali
objek yang tepat ketika Anda perintah, "Ambil bola itu",
dia mungkin berpikPara peneliti menggunakan Gable, seekor Border
Collie yang berumur lima tahun. Anjing ini istimewa karena memiliki
pemahaman lebih dari empat puluh kata. Anjing Border Collie itu
menunjukkan benda berbentuk tapal kuda yang para ilmuwan sebut "dax".
“Bau dari benda-benda yang kami jadikan objek
tetap netral, tetapi kami bisa mendapatkan hasil berbeda jika aroma
tertentu dimasukkan,” ujar Dr van der Zee mengomentari hasil
penelitiannya. Ia menambahkan lagi, “Hal ini akan menjadi sesuatu
yang kami ingin lakukan dalam penelitian di masa depan,"
katanya.
Meskipun begitu, Gable bukanlah sebuah anomali.
Tahun lalu, ABC News melaporkan
bahwa ada Border Collie bernama Chaser yang disebut-sebut sebagai
"anjing terpintar di dunia". Pemilik Chaser, John Pilley,
menghabiskan empat sampai lima jam sehari bekerja dengan Chaser dan
kosakatanya. Pilley (82) adalah pensiunan profesor psikologi di
Spartanburg, Carolina Selatan. Dia memiliki Chaser yang dilatih untuk
memiliki 1.000 kosakata lebih dan frase sederhana menggunakan
benda-benda.
Chaser memiliki cukup koleksi, yaitu 800 boneka binatang, 116 bola, 26 "Frisbee," dan berbagai item lainnya. Setiap item memiliki nama sendiri yang berbeda dan Chaser dapat mengidentifikasi setiap objek dengan nama masing-masing. Pilley tak ketinggalan telah mengajar verba dan jenis kata lain kepada Chaser, termasuk "menemukan", "kaki", dan "hidung". Chaser juga akan melakukan setiap tindakan seperti yang diminta.
Chaser memiliki cukup koleksi, yaitu 800 boneka binatang, 116 bola, 26 "Frisbee," dan berbagai item lainnya. Setiap item memiliki nama sendiri yang berbeda dan Chaser dapat mengidentifikasi setiap objek dengan nama masing-masing. Pilley tak ketinggalan telah mengajar verba dan jenis kata lain kepada Chaser, termasuk "menemukan", "kaki", dan "hidung". Chaser juga akan melakukan setiap tindakan seperti yang diminta.
"Fleksibilitas yang kita lihat pada anjing tampaknya sangat mirip dengan apa yang kita lihat pada anak-anak dalam usia perkembangan mereka," kata seorang peneliti di Institut Duke untuk Otak Ilmu.
Bila dibandingkan dengan anjing, simpanse telah menunjukkan kemampuan untuk belajar bahasa isyarat dan memecahkan masalah dengan cukup baik. Namun bila dibandingkan dengan Chaser, kemampuan mereka untuk belajar lambat. Ia menambahkan, tidak seperti anjing, simpanse tidak memperhatikan pelatih mereka. Anjing selalu peka terhadap tuan manusia mereka.
"Ketika saya melihat anjing saya, ia ingin aku berada di sekitarnya. Dia ingin aku menjadi mitra sosialnya. Dia benar-benar membutuhkan saya, sedangkan simpanse tidak membutuhkan saya," katanya.
Para peneliti berhipotesis bahwa dekatnya tempat tinggal selama puluhan ribu tahun antara manusia dan anjing telah memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan sosial mirip manusia. Peneliti primata mulai menyiapkan laboratorium anjing penelitian untuk menguji teori ini.
Dengan
demikian, bukan hanya cerdas, anjing juga memiliki kemampuan
mengenali objek dari ukuran dan teksturnya. Fakta yang menunjukkan
kalau anjing juga memiliki kemampuan sosial yang amat baik melebihi
simpanse tentunya membuat kita makin menyayangi dan mengagumi
binatang berkaki empat yang satu ini. ***
Sumber;

