Selasa, 01 Januari 2013

Anjing Mampu Kaitkan Kata dengan Benda


Anjing adalah salah satu pilihan peliharaan bagi keluarga. Selain sifatnya yang loveable, anjing juga terkenal sebagai satwa yang cerdas. Manusia banyak melatih mamalia ini untuk menjaga rumah, mengendus obat-obatan terlarang, hingga menangkap para pelaku kejahatan. Hal ini tidak lain karena melatih anjing tidaklah terlalu sulit dilakukan.

Pertanyaan apakah anjing berbagi kemampuan linguistik dengan manusia adalah fokus dari penelitian terbaru ini. Bagi para peneliti, pertanyaan itu penting karena wawasan ke dalam kemampuan linguistik dari spesies lain mungkin memberi kita wawasan tentang proses evolusi yang menyebabkan bahasa manusia ada. Dalam studi terbaru, terungkap bahwa anjing memiliki pemahaman yang baik terhadap ukuran dan tekstur sebuah benda.

Seorang balita hanya belajar untuk berbicara dengan cara mengasosiasikan kata-kata dengan bentuk, bukan ukuran atau tekstur. Benda apa pun yang bentuknya menyerupai telepon, misalnya, para balita akan menyebutnya "telepon". Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada anjing.

Studi terbaru yang dilakukan di Universitas Lincoln, Inggris, menunjukkan bahwa anjing cenderung mengasosiasikan kata-kata dengan ukuran daripada bentuk.Perbedaan ini membuat mereka meragukan bahwa mamalia baik dalam pembelajaran sebuah kata," kata Emile van der Zee, seorang psikolog di Universitas Lincoln di Inggris. Dr Van der Zee adalah penulis pertama studi yang muncul dalam jurnal PLoS One. "Studi ini dapat membantu kita dalam memahami mengapa manusia lebih baik dalam belajar dan memahami sebuah bahasa," ia menambahkan.

Setelah beberapa pelatihan dilakukan, Gable mulai mengidentifikasi objek lain yang ukurannya hampir sama dengan nama yang sama. Setelah mengambil home object selama sekitar satu bulan, Gable juga mulai bisa mengasosiasikan kata dengan benda-benda lain dari tekstur yang mirip, tetapi tidak pernah benda yang memiliki bentuk serupa. Hal ini menunjukkan bahwa anjing memiliki pengertian dan pemahaman yang baik dalam hal ukuran dan tekstur, tapi tidak dalam hal bentuk.

Para peneliti mengklaim bahwa hasil menunjukkan bahwa proses anjing (atau setidaknya Gable) mengasosiasikan benda-benda secara kualitatif berbeda dengan manusia. Cara anjing dan manusia memandang bentuk, tekstur, dan ukuran berbeda mungkin karena evolusi selama miliaran tahun telah membentuk indra masing-masing spesies. Itu artinya, menurut para peneliti, meskipun anjing Anda mungkin membawa kembali objek yang tepat ketika Anda perintah, "Ambil bola itu", dia mungkin berpikPara peneliti menggunakan Gable, seekor Border Collie yang berumur lima tahun. Anjing ini istimewa karena memiliki pemahaman lebih dari empat puluh kata. Anjing Border Collie itu menunjukkan benda berbentuk tapal kuda yang para ilmuwan sebut "dax".

Bau dari benda-benda yang kami jadikan objek tetap netral, tetapi kami bisa mendapatkan hasil berbeda jika aroma tertentu dimasukkan,” ujar Dr van der Zee mengomentari hasil penelitiannya. Ia menambahkan lagi, “Hal ini akan menjadi sesuatu yang kami ingin lakukan dalam penelitian di masa depan," katanya.

Meskipun begitu, Gable bukanlah sebuah anomali. Tahun lalu, ABC News melaporkan bahwa ada Border Collie bernama Chaser yang disebut-sebut sebagai "anjing terpintar di dunia". Pemilik Chaser, John Pilley, menghabiskan empat sampai lima jam sehari bekerja dengan Chaser dan kosakatanya. Pilley (82) adalah pensiunan profesor psikologi di Spartanburg, Carolina Selatan. Dia memiliki Chaser yang dilatih untuk memiliki 1.000 kosakata lebih dan frase sederhana menggunakan benda-benda.

Chaser memiliki cukup koleksi, yaitu 800 boneka binatang, 116 bola, 26 "Frisbee," dan berbagai item lainnya. Setiap item memiliki nama sendiri yang berbeda dan Chaser dapat mengidentifikasi setiap objek dengan nama masing-masing. Pilley tak ketinggalan telah mengajar verba dan jenis kata lain kepada Chaser, termasuk "menemukan", "kaki", dan "hidung". Chaser juga akan melakukan setiap tindakan seperti yang diminta.

"Fleksibilitas yang kita lihat pada anjing tampaknya sangat mirip dengan apa yang kita lihat pada anak-anak dalam usia perkembangan mereka," kata seorang peneliti di Institut Duke untuk Otak Ilmu.

Bila dibandingkan dengan anjing, simpanse telah menunjukkan kemampuan untuk belajar bahasa isyarat dan memecahkan masalah dengan cukup baik. Namun bila dibandingkan dengan Chaser, kemampuan mereka untuk belajar lambat. Ia menambahkan, tidak seperti anjing, simpanse tidak memperhatikan pelatih mereka. Anjing selalu peka terhadap tuan manusia mereka.

"Ketika saya melihat anjing saya, ia ingin aku berada di sekitarnya. Dia ingin aku menjadi mitra sosialnya. Dia benar-benar membutuhkan saya, sedangkan simpanse tidak membutuhkan saya," katanya.

Para peneliti berhipotesis bahwa dekatnya tempat tinggal selama puluhan ribu tahun antara manusia dan anjing telah memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan sosial mirip manusia. Peneliti primata mulai menyiapkan laboratorium anjing penelitian untuk menguji teori ini.

Dengan demikian, bukan hanya cerdas, anjing juga memiliki kemampuan mengenali objek dari ukuran dan teksturnya. Fakta yang menunjukkan kalau anjing juga memiliki kemampuan sosial yang amat baik melebihi simpanse tentunya membuat kita makin menyayangi dan mengagumi binatang berkaki empat yang satu ini. ***



Sumber;


Tidak ada komentar:

Posting Komentar