Selasa, 01 Januari 2013

Ustad Mobile, Harapan Baru Perempuan Afganistan





Pemerintah Afganistan telah meluncurkan sebuah program keaksaraan baru yang memungkinkan perempuan Afganistan mendapatkan kembali pendidikan belajar membaca dan menulis dengan menggunakan ponsel. Seperti kita tahu, kaum perempuan di Afganistan mengalami pembatasan akses untuk pendidikan akibat perang yang terjadi selama berdekade-dekade.

Ponsel yang disebut “Ustad Mobile” (Ponsel Ustad) ini menyediakan kursus kurikulum nasional dalam dua bahasa nasional, yaitu bahasa Dari dan Pashto, serta pelajaran matematika. Semua pelajaran dirancang secara audio-video, dalam bentuk tulisan, pengucapan, serta frase. Kesemua program ini dipasang di dalam Ustad Mobile serta didistribusikan gratis bagi para siswa.
Sambil duduk di atas karpet di dalam sebuah ruang kelas kecil di Kota Kabul, beberapa orang perempuan belajar membaca dan menulis. Muzhgan Nazari, yang baru berumur 18 tahun, mengatakan bahwa Taliban melarang anak perempuan untuk bersekolah selama mereka berkuasa. Muzhgan Nazari bercerita kalau ia berada dalam kekuasaan Taliban ketika mulai bersekolah.

"Saya tidak bisa pergi ke sekolah karena Taliban menguasai Kota Kabul," katanya kepada AFP. Muzhgan Nazari menambahkan bahwa sang ayah juga menentang putrinya bersekolah. "Karena saya mendengar tentang pusat pelatihan baca-tulis bagi perempuan, saya yakin ayah saya akan mengizinkan saya untuk menghadiri pertemuan itu setiap hari," kata Muzhgan Nazari yakin.

Nazari sangat senang dengan program baca dan tulis itu. Program yang sedang digulirkan oleh penyedia komersial dan Kementerian Pendidikan ini juga mendapat dukungan dana dari Amerika Serikat. Perangkat lunak bagi telepon genggam para guru juga sedang dikembangkan oleh Paiwastoon, sebuah perusahaan IT Afganistan, dengan dana US$ 80.000 yang merupakan bantuan dari AS. Program ini dirancang untuk mengatasi masalah buta aksara di Afganistan. Tingkat buta aksara di negara yang kerap dilanda gejolak ini merupakan yang terburuk di dunia.

Menurut data Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), meskipun jutaan gadis sekarang sudah bersekolah, tingkat “melek huruf” di kalangan perempuan Afganistan tetap di hanya kisaran 12,5 persen, jauh dibandingkan laki-laki sebanyak 39,3 persen.

"Ini adalah pertama kalinya peserta didik keaksaraan memiliki kesempatan untuk menerima pelajaran secara audio-visual di ponsel mereka," kata Mike Dawson, CEO Paiwastoon kepada AFP. Perusahaan ini memiliki banyak pengalaman di lapangan, setelah sebelumnya berhasil dengan program "One Laptop Per Child" atau satu laptop untuk satu anak. Program sosial ini membagi-bagikan 3.000 komputer untuk perempuan dan anak-anak di Kabul, Kandahar, Herat, Baghlan, serta Jalalabad.

"Kita bisa membuat pekerjaan para guru lebih mudah dengan menggunakan video dan audio, lengkap dengan pertanyaan serta latihannya," kata Dawson. Ia kemudian menambahkan, telepon seluler lebih murah daripada komputer mana pun dan orang-orang sudah akrab dengan benda itu. “Pemeliharaan telepon seluler juga jauh lebih mudah dibanding laptop atau komputer,” kata dia.

Aplikasi gratis ini dapat diinstal pada semua ponsel dengan sebuah kartu memori dan kamera. Pelajaran individu yang juga tersedia di dalam situs Kementerian Pendidikan ini akan mengajarkan kata-kata baru dan bentuk frase.

"Kami mencoba untuk mendapatkan orang sebanyak mungkin. Selain itu, kita dapat menambahkan mata pelajaran lain, seperti bahasa Inggris, Arab, kesehatan, dan pertanian," kata Dawson. Ia menjelaskan lagi, “Untuk menggelar Ustad Mobile, kami menemui dan berbicara dengan perusahaan telepon serta media untuk membuat orang sadar akan program ini.”

"Kami mewawancarai pemilik toko telepon tentang perangkat lunak. Mereka lalu bersedia untuk menginstalnya seperti mereka menginstal perangkat lunak lainnya pada ponsel," tutur Dawson. CEO Paiwastoon itu menambahkan, "Orang-orang tidak menyadari betapa kuat ponsel ini. Program ini bekerja seperti komputer."

At the moment, some 100 students are using the Mobile Teacher in a pilot project in Kabul, 65 percent of them women, with plans to roll the project out across the country, the education ministry said.

Saat ini, sekitar 100 siswa yang menggunakan Ustad Mobile dalam proyek percontohan di Kabul, dan 65 persen di antaranya adalah perempuan. Kementerian Pendidikan berencana untuk menggelar proyek ini di seluruh negeri. "Fokus dan target kami sebagian besar adalah perempuan berpendidikan," kata direktur program, Allah Baz Jam.

Kementerian Pendidikan akan melakukan segala sesuatu yang bisa untuk mempromosikan Ustad Mobile bagi perempuan. Pihaknya juga akan mendistribusikan perangkat lunak pada CD dan DVD, katanya kepada AFP.
Pada proyek di kelas percontohan di Kabul, Samira Ahmadzai, seorang ibu berusia 24 tahun yang telah memiliki dua anak, mengatakan ia tidak bisa bersekolah karena Taliban. "Kemudian, saya menikah dan sekarang dengan izin dari suami, saya telah datang ke pusat 'melek huruf' untuk belajar membaca dan menulis," ucap perempuan yang mengenakan burqa ini.

Taliban telah digulingkan oleh invasi panjang yang dipimpin AS pada 2001. Menurut data yang dikemukakan Kementerian Pendidikan, saat ini dari 8,4 juta anak usia sekolah di Afganistan, 39 persennya adalah anak perempuan.

Namun demikian, tentara NATO di bawah Amerika Serikat akan menarik diri dari Afganistan pada akhir 2014. Karena itu, para aktivis hak asasi manusia (HAM) khawatir bahwa beberapa keuntungan yang didapat oleh perempuan dalam beberapa tahun terakhir bisa hilang karena meningkatnya tekanan Taliban atas pemerintah.

Bagaimanapun, Ustad Mobile telah membawa harapan baru bagi rakyat Afganistan, khususnya kaum perempuan, yang kehilangan kesempatan mereka pendidikan di masa lalu. Diharapkan dengan program ini kaum perempuan bisa semakin maju dan lebih banyak mengambil peran dalam pemerintahan.


sumber:
www.channelnewsasia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar