Kamis, 29 Desember 2011

Mengantar Si Merah Pensiun (#Kisah Duka Akhir Tahun)

Hari ini kami, lebih tepatnya saya, bahagia. Kami tertawa-tawa saat dan usai makan siang, membicarakan berbagai hal, mulai dari pekerjaan, adat, budaya, gosip orang kantor, bahkan tingkat kecerdasan otak. Luar biasa, saya tertawa terpingkal-pingkal, seolah inilah yang memang yang seharusnya saya lakukan ketika jam istirahan dimulai.
Tapi ternyata hidup tak semudah itu. Sebuah bencana melanda, tepat ketika saya usah bersenang-senang bahkan menikmati kehidupan ini.
Siang, usai menyantap lunch terbaik yang bisa disediakan hari ini, alam "memanggil". Dengan  langkah terburu-buru, saya melesat menuju toilet. Tapi, siapa sangka, sang telepon seluler tersayang dengan mudahnya meluncur dan mendesak keluar dari kantong celana jins, ketika saya sedang menurunkan celana.
"Plung!" itu yang saya dengar ketika celana diturunkan. Saya mendengarnya, sungguh! Tapi entah kenapa saat itu saya menganggapnya hanya sebagai kepala penyemprot atau sejenisnya yang tak sengaja jatuh ke lubang kloset. Saya tak peduli.
Bencana itu kemudian datang ketika saya melihat ke lubang kloset. Saya menemukan benda hitam, berlis putih perak, dan berbingkai luar merah. Saya mengenalinya sebagai handphone saya.
#pause
Saat itu saya belum sepenuhnya sadar. Speechless. Tanpa ragu, saya langsung mencelupkan tangan kosong ini ke dalam lubang (biasanya saya harus berpikir puluhan menit sebelum memutuskan memasukkan tangan ke lubang WC). Saya coba meraihnya sebelum handphone hasil tabungan puluhan bulan itu hanyut terbawa air siraman. "Kumohon, baik-baik saja. Tidak apa-apa...," harapku dalam hati kala itu.
Handphone merah itu basah, kuyup (sungguh, saya tak heran). Lampunya hidup terus, saya semakin panik. Tenang, tenang, sebutku dalam hati.
Barulah, setelah sepenuhnya yakin bahwa si hape yang menemaniku hampir dua tahun itu rusak, kepanikan melanda. "Bagaimana, bagaimana ini?" jeritku pada seorang rekan kantor.
"Tenang, tenang, dikeringin pake hair dryer aja. Masih bisa kok!"
Setelah bisa menguasai diri, kini saya hanya bisa termenung. Menatap sang bangkai handphone. Seutas penyesalan terkatung di hati. Maaf, saya tak bisa menjagamu dengan baik. Maaf, kalau diakhir masa jabatanmu, kau harus berakhir seperti ini. Sungguh, ini bukan kesengajaan (mengingat saya sudah ancang-ancang beli hape baru). Maaf ya, si merah yang penuh pesona. Kuistirahatkan kau dengan damai. :)

Selasa, 20 Desember 2011

Pome: Buah Kaya Khasiat

Akhir-akhir ini kita mungkin sering melihat iklan di TV tentang minuman segar kaya antioksidan yang berasal dari buah pome. Nama buah ini memang terdengar asing, tapi ternyta buah pome telah lama dikenal masyarakat Indonesia dengan sebutan buah delima. Buah ini santer diperbincangkan karena diduga mengandung banyak antioksidan.



Buah Delima merupakan salah satu spesies dari genus Punica yaitu Punica granatum. Buah yang berwarna merah elegan ini, berasal dari Iran dan di kembangkan di wilayah Mediterania, sampai menuju Asia Tenggara. Tanaman ini mampu tumbuh hingga 5-6 meter. Tanaman ini mengalami perkembangan pesat ketika dibudidayakan di Prancis. Karena bijinya sangat banyak, mencapai 800 biji/buah, orang Prancis menyebutnya sebagai pome garnete, atau apel berbiji. Dari cerita inilah delima sekarang memiliki nama populer sebagai wild pomegranat.   

Buah Delima mempunyai nama berbeda di beberapa daerah di Indonesia, antara lain delima oleh bangsa Melayu di Sumatera, glima (Aceh), glineu mekah (Gayo), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), teliman (Sasak), lele kase dan rumu (Timor).

Tanaman delima sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Ada tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Daerah yang baik untuk pertumbuhannya adalah daerah tropika yang musim kemaraunya panjang dan panas dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi banyak juga dijumpai di dataran rendah seperti di Jakarta.

Si Merah yang Berkhasiat
Seperti yang telah diungkapkan di atas, buah Pome atau delima dikenal karena kemampuannya sebagai antioksidan alami. Buah yang berwarna merah dengan banyak biji ini mengandung vitamin A, C, dan E serta asam folic. Selain itu, minyak biji buah delima dapat mencegah tumbuhnya kanker. Jus delima efektif dalam menekan faktor resiko penyakit jantung. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Clinical Nutrition, buah ini dapat mencegah oksidasi LDL serta membunuh kolestrol jahat dalam tubuh dan dapat mengurangi tekanan darah tinggi.
Masyarakat Iran sering menggunakan buah yang lezat ini untuk membersihkan mulut dan gigi serta mengatasi bau mulut. Dengan mengkumur buah delima yang sudah di jus ini, mampu mencegah plak pada gigi karena mengandung antibacterial.
Tak hanya itu, mengonsumsi buah delima juga dapat membeningkan suara yang serak akibat tenggorokan kering. Selain itu, zat tanin yang terkandung dalam buah delima mampu mengusir cacing dalam perut. Cara ini dianggap efektif untuk mengeluarkan cacing dalam perut melalui buang air besar yang banyak dilakukan oleh penduduk Mesir dan Vietnam.
 

Di Asia, sari buahnya dikentalkan menjadi suatu sirup yang digunakan sebagai saus. Di Mesir buah ini dijadikan semacam minuman anggur, sirup, dan sari buah. Dalam satu gelas sari delima, lebih banyak kandungan antioksidannya dibandingkan satu gelas red wine, green tea, atau orange juice. Di Amerika, produk sari buah delima yang dikenal sebagai pom wonderful menjadi yang menjadi tren minuman kesehatan terkini.

Sari buah delima juga tinggi kandungan flavonoidnya, suatu jenis antioksidan kuat yang penting perannya untuk mencegah berkembangnya radikal bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta mampu dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, kanker kulit, dan kangker prostat. Antioksidan yang terkandung didalamnya membantu mencegah penyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh kolesterol.
Bahkan, kandungan antioksidan dalam buah delima jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada wine atau teh hijau. Peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menemukan bahwa orang yang meminum jus 3 kali atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan risiko terkena alzheimer hingga 76% dibandingkan orang yang tidak minum jus sama sekali.
(Berbagai sumber)

Selasa, 13 Desember 2011

Dari DBD, Tipes, sampai Teripang

Beberapa hari yang lalu, saya menulis sebuah post di blog ini mengenai vonis dokter terhadap ayah saya mengidap hepatitis B. Setelah kecemasan dan kekhawatiran itu nyaris hilang, saya flash back atas apa yang telah menimpa kami sebelumnya.
Jauh sebelum divonis hepatitis diberikan, ayah saya didampuk menderita demam berdarah (DB). ini berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang menyatakan trombositnya drop hingga 85.000. Kami sekeluarga pun memasukkan banyak vitamin dan nutrisi penambah trombosit secara cepat. dua sampai tiga hari berselang, bukan berita naiknya trombosit yang kami terima, justru berita mengenai penyakit lain yang datang. Tipes.
Agak jauh juga membayangkan, bagaimana penderita DB begitu cepat beralih ke tipes.
mengenai hal ini, sejumlah penjelasan saya dapatkan, yaitu bahwa ketika demam trombosit manusia akan turub drastis. yang membedakan DB dengan demam lain adalah trombosit penderita DB akan terus turun dan turun, hingga (mungkin saja) penderita mati lemas.
Nah, ayah saya tidak mengalami itu. kalaupun trombositnya turun paling hanya di angka 75.000, setelah itu berangsur naik seiring demam yang mulai turun.
Tipes, hasil diagnosis berikutnya. demi keakuratan informasi, saya pun mencari berbagai informasi mengenai penyakit ini.
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.
sedikit pengalamnan, ayah juga mual-mual setiap kali makan. mungkin karena yang diserang perut dan usus, jadi apa yang ada di perut juga terganggu, termasuk soal keinginan muntah. badannya pun menyusut.
masalah tak selesai sampai di situ, dokter menyatakan kalo ada pembengkakan di empedunya. memang tidak terlalu besar, tapi cukup membuat cairan tidak terserap ke dalam tubuh. ini membuat perutnya membesar sampai dua kali lipat.
saya pun tambah pusing. penyakit apa yang sebenarnya ia derita.
setelah minum beberapa obat hasil saran dokter, perutnya perlahan mengecil. tapi masalah baru kemudian muncul. Ia diduga terjangkit penyakit hepatitis B. Kami sekeluarga bergidik. menurut dokter, ada sebagian kecil virus hepatitis ada di hatinya.
tak ayal (seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya) browsing internet. Ternyata hepatitis adalah penyakit yang sama berbahayanya dengan HIV/AIDS, sama mematikan, dan sama menularnya. bahkan, yang lebih berbahaya ketimbang HIV/AIDS, hepatitis B menular karena kontak fisik keringat, ludah, air seni dengan orang yang punya luka terbuka. hanya saja, kampanye antihepatitis kurang gencar dilakukan, tak seperti HIV/AIDS. beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hepatitis mayoritas berujung kanker hati.
kepala saya sudah pusing ketika membaca tulisan itu, apalagi membayangkan apa yang akan terjadi kemudian hari.
petualangan browsing saya di dunia maya tak berhenti di situ. melalui berbagai penelurusan, saya menemukan sebuah benda bernama teripang atau timun laut yang sangat baik bagi para pebderita hepatitis B.
Saya mengutip sebuah kalimat dari artikel yang saya baca tersebut:
Kandungan kolagen pada teripang memiliki kemampuan menyembuhkan hepatitis-B dengan cepat. Hal itu disebabkan teripang mampu melakukan regenerasi sel secara singkat. Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro itu, gamat merupakan suplemen organik. Oleh karena itu, penyerapan dalam tubuh pun berlangsung lebih baik dan tidak menimbulkan efek samping.

Hepatitis disebabkan oleh virus yang dalam jangka waktu 6 bulan sejak terinfeksi menjadi akut. Bila dibiarkan hingga 6 bulan berikutnya menjadi kronis. Virus masuk ke dalam sel hati dan secara bertahap merusak sel hepar itu. Gamat yang terkandung dalam teripang membantu memperbaiki fungsi hati secara tidak langsung. Apalagi ditunjang dengan makanan bergizi dan istirahat cukup, menjadikan perkembangbiakan virus dapat dicegah.
begitulah, sejak empat hari terakhir ayah mengonsumsi sebuah produk yang berisi jelly teripang. hasilnya cukup menggembirakan. perutnya sudah tidak mual, tempratur badannya sudah stabil, wajahnya sudah segar dan tampak bersemangat lagi.
besok adalah hari check up-nya. semoga hasilnya negatif, atau sebenarnya ia sama sekali tidak terjangkit hepatitis b. semoga!

Selasa, 06 Desember 2011

Hepatitis B yang Mengganggu

entah terlalu naif atau apa, saya selalu menganggap dunia ini diciptakan begitu rupanya. semua akan baik-baik saja, datar. kalaupun ada kerikil kecil, pertengkaran atau apa pun itu, semuanya akan cepat berlalu, secepat masalah itu datang. begitu awalnya, tapi tidak kini.
kenyataan ini saya temui ketika saya tahu ayah saya divonis positif menderita hepatitis B. awalnya tak banyak yang saya ketahui tentang penyakit ini, kecuali kalau ini adalah penyakit hati dan bisa membuat tubuh kuning.
tak banyak, sungguh tak banyak hingga saya merasa kecil sekali di depan mega-nya ilmu pengetahuan.
ternyata hepatitis B adalah penyakit menahun yang (seperti diperkirakan sebelumnya) tidak bisa sembuh. penyakit itu terus terbawa sepanjang hayat si penerima.
yang tak kalah mencengangkan adalah penyakit ini kebanyakan merupakan awal kanker hati. singkat saja, penyakit ini membunuh dan sangat mematikan. dalam berbagai sumber saya baca menyebutkan, hepatitis B dalam waktu enam bulan akan berubah jadi hepatitis B kronis, dan enam bulan berikutnya akan jadi hepatitis B akut.
begitu cepatnya virus ini menggerogoti tubuh pasien, hingga dalam waktu satu tahun penderita akan berada di ambang maut. mengerikan, ini bagi saya adalah hujan petir di padang pasir. nyaris tidak dapat dipercaya.
sesuatu yang bagi saya amat jauh dan maya kini terasa sangat nyata dan riil.
tak hanya itu, saya tahu bahwa ada obat yang dapat menyembuhkan total penyakit ini. tak lain obat herbal yang terbuat dari teripang atau timun laut. kandungan yang terdapat dalam hewan laut ini dipercaya dan terbukti klinis bisa memperbarui tubuh dan sel-sel rusak dengan cepat.
bukannya mengecilkan peran ilmu kedokteran, tapi bagi saya fakta tersebut bak angin segar di musim pancaroba. saya hanya berdoa, apa pun itu, bisa mengobati penyakit ayah saya.
semoga lekas sembuh. Tuhan pasti baik-baik menjagamu. Sayang ayahku! :)