Beberapa hari yang lalu, saya menulis sebuah post di blog ini mengenai vonis dokter terhadap ayah saya mengidap hepatitis B. Setelah kecemasan dan kekhawatiran itu nyaris hilang, saya
flash back atas apa yang telah menimpa kami sebelumnya.
Jauh sebelum divonis hepatitis diberikan, ayah saya didampuk menderita demam berdarah (DB). ini berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang menyatakan trombositnya drop hingga 85.000. Kami sekeluarga pun memasukkan banyak vitamin dan nutrisi penambah trombosit secara cepat. dua sampai tiga hari berselang, bukan berita naiknya trombosit yang kami terima, justru berita mengenai penyakit lain yang datang. Tipes.
Agak jauh juga membayangkan, bagaimana penderita DB begitu cepat beralih ke tipes.
mengenai hal ini, sejumlah penjelasan saya dapatkan, yaitu bahwa ketika demam trombosit manusia akan turub drastis. yang membedakan DB dengan demam lain adalah trombosit penderita DB akan terus turun dan turun, hingga (mungkin saja) penderita mati lemas.
Nah, ayah saya tidak mengalami itu. kalaupun trombositnya turun paling hanya di angka 75.000, setelah itu berangsur naik seiring demam yang mulai turun.
Tipes, hasil diagnosis berikutnya. demi keakuratan informasi, saya pun mencari berbagai informasi mengenai penyakit ini.
Tipes atau thypus
adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada
aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat
juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).
Kuman tersebut masuk melalui saluran
pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus
menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72
jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai
gejala klinis. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes
atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.
sedikit pengalamnan, ayah juga mual-mual setiap kali makan. mungkin karena yang diserang perut dan usus, jadi apa yang ada di perut juga terganggu, termasuk soal keinginan muntah. badannya pun menyusut.
masalah tak selesai sampai di situ, dokter menyatakan kalo ada pembengkakan di empedunya. memang tidak terlalu besar, tapi cukup membuat cairan tidak terserap ke dalam tubuh. ini membuat perutnya membesar sampai dua kali lipat.
saya pun tambah pusing. penyakit apa yang sebenarnya ia derita.
setelah minum beberapa obat hasil saran dokter, perutnya perlahan mengecil. tapi masalah baru kemudian muncul. Ia diduga terjangkit penyakit hepatitis B. Kami sekeluarga bergidik. menurut dokter, ada sebagian kecil virus hepatitis ada di hatinya.
tak ayal (seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya) browsing internet. Ternyata hepatitis adalah penyakit yang sama berbahayanya dengan HIV/AIDS, sama mematikan, dan sama menularnya. bahkan, yang lebih berbahaya ketimbang HIV/AIDS, hepatitis B menular karena kontak fisik keringat, ludah, air seni dengan orang yang punya luka terbuka. hanya saja, kampanye antihepatitis kurang gencar dilakukan, tak seperti HIV/AIDS. beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hepatitis mayoritas berujung kanker hati.
kepala saya sudah pusing ketika membaca tulisan itu, apalagi membayangkan apa yang akan terjadi kemudian hari.
petualangan browsing saya di dunia maya tak berhenti di situ. melalui berbagai penelurusan, saya menemukan sebuah benda bernama teripang atau timun laut yang sangat baik bagi para pebderita hepatitis B.
Saya mengutip sebuah kalimat dari artikel yang saya baca tersebut:
Kandungan kolagen pada teripang memiliki kemampuan menyembuhkan
hepatitis-B dengan cepat. Hal itu disebabkan teripang mampu melakukan
regenerasi sel secara singkat. Menurut dokter lulusan Fakultas
Kedokteran, Universitas Diponegoro itu, gamat merupakan suplemen
organik. Oleh karena itu, penyerapan dalam tubuh pun berlangsung lebih
baik dan tidak menimbulkan efek samping.
Hepatitis disebabkan oleh virus yang dalam jangka waktu 6 bulan sejak
terinfeksi menjadi akut. Bila dibiarkan hingga 6 bulan berikutnya
menjadi kronis. Virus masuk ke dalam sel hati dan secara bertahap
merusak sel hepar itu. Gamat yang terkandung dalam teripang membantu memperbaiki fungsi hati secara
tidak langsung. Apalagi ditunjang dengan makanan bergizi dan istirahat
cukup, menjadikan perkembangbiakan virus dapat dicegah.
begitulah, sejak empat hari terakhir ayah mengonsumsi sebuah produk yang berisi jelly teripang. hasilnya cukup menggembirakan. perutnya sudah tidak mual, tempratur badannya sudah stabil, wajahnya sudah segar dan tampak bersemangat lagi.
besok adalah hari check up-nya. semoga hasilnya negatif, atau sebenarnya ia sama sekali tidak terjangkit hepatitis b. semoga!