Kamis, 29 Desember 2011

Mengantar Si Merah Pensiun (#Kisah Duka Akhir Tahun)

Hari ini kami, lebih tepatnya saya, bahagia. Kami tertawa-tawa saat dan usai makan siang, membicarakan berbagai hal, mulai dari pekerjaan, adat, budaya, gosip orang kantor, bahkan tingkat kecerdasan otak. Luar biasa, saya tertawa terpingkal-pingkal, seolah inilah yang memang yang seharusnya saya lakukan ketika jam istirahan dimulai.
Tapi ternyata hidup tak semudah itu. Sebuah bencana melanda, tepat ketika saya usah bersenang-senang bahkan menikmati kehidupan ini.
Siang, usai menyantap lunch terbaik yang bisa disediakan hari ini, alam "memanggil". Dengan  langkah terburu-buru, saya melesat menuju toilet. Tapi, siapa sangka, sang telepon seluler tersayang dengan mudahnya meluncur dan mendesak keluar dari kantong celana jins, ketika saya sedang menurunkan celana.
"Plung!" itu yang saya dengar ketika celana diturunkan. Saya mendengarnya, sungguh! Tapi entah kenapa saat itu saya menganggapnya hanya sebagai kepala penyemprot atau sejenisnya yang tak sengaja jatuh ke lubang kloset. Saya tak peduli.
Bencana itu kemudian datang ketika saya melihat ke lubang kloset. Saya menemukan benda hitam, berlis putih perak, dan berbingkai luar merah. Saya mengenalinya sebagai handphone saya.
#pause
Saat itu saya belum sepenuhnya sadar. Speechless. Tanpa ragu, saya langsung mencelupkan tangan kosong ini ke dalam lubang (biasanya saya harus berpikir puluhan menit sebelum memutuskan memasukkan tangan ke lubang WC). Saya coba meraihnya sebelum handphone hasil tabungan puluhan bulan itu hanyut terbawa air siraman. "Kumohon, baik-baik saja. Tidak apa-apa...," harapku dalam hati kala itu.
Handphone merah itu basah, kuyup (sungguh, saya tak heran). Lampunya hidup terus, saya semakin panik. Tenang, tenang, sebutku dalam hati.
Barulah, setelah sepenuhnya yakin bahwa si hape yang menemaniku hampir dua tahun itu rusak, kepanikan melanda. "Bagaimana, bagaimana ini?" jeritku pada seorang rekan kantor.
"Tenang, tenang, dikeringin pake hair dryer aja. Masih bisa kok!"
Setelah bisa menguasai diri, kini saya hanya bisa termenung. Menatap sang bangkai handphone. Seutas penyesalan terkatung di hati. Maaf, saya tak bisa menjagamu dengan baik. Maaf, kalau diakhir masa jabatanmu, kau harus berakhir seperti ini. Sungguh, ini bukan kesengajaan (mengingat saya sudah ancang-ancang beli hape baru). Maaf ya, si merah yang penuh pesona. Kuistirahatkan kau dengan damai. :)

Selasa, 20 Desember 2011

Pome: Buah Kaya Khasiat

Akhir-akhir ini kita mungkin sering melihat iklan di TV tentang minuman segar kaya antioksidan yang berasal dari buah pome. Nama buah ini memang terdengar asing, tapi ternyta buah pome telah lama dikenal masyarakat Indonesia dengan sebutan buah delima. Buah ini santer diperbincangkan karena diduga mengandung banyak antioksidan.



Buah Delima merupakan salah satu spesies dari genus Punica yaitu Punica granatum. Buah yang berwarna merah elegan ini, berasal dari Iran dan di kembangkan di wilayah Mediterania, sampai menuju Asia Tenggara. Tanaman ini mampu tumbuh hingga 5-6 meter. Tanaman ini mengalami perkembangan pesat ketika dibudidayakan di Prancis. Karena bijinya sangat banyak, mencapai 800 biji/buah, orang Prancis menyebutnya sebagai pome garnete, atau apel berbiji. Dari cerita inilah delima sekarang memiliki nama populer sebagai wild pomegranat.   

Buah Delima mempunyai nama berbeda di beberapa daerah di Indonesia, antara lain delima oleh bangsa Melayu di Sumatera, glima (Aceh), glineu mekah (Gayo), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), teliman (Sasak), lele kase dan rumu (Timor).

Tanaman delima sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Ada tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Daerah yang baik untuk pertumbuhannya adalah daerah tropika yang musim kemaraunya panjang dan panas dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi banyak juga dijumpai di dataran rendah seperti di Jakarta.

Si Merah yang Berkhasiat
Seperti yang telah diungkapkan di atas, buah Pome atau delima dikenal karena kemampuannya sebagai antioksidan alami. Buah yang berwarna merah dengan banyak biji ini mengandung vitamin A, C, dan E serta asam folic. Selain itu, minyak biji buah delima dapat mencegah tumbuhnya kanker. Jus delima efektif dalam menekan faktor resiko penyakit jantung. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Clinical Nutrition, buah ini dapat mencegah oksidasi LDL serta membunuh kolestrol jahat dalam tubuh dan dapat mengurangi tekanan darah tinggi.
Masyarakat Iran sering menggunakan buah yang lezat ini untuk membersihkan mulut dan gigi serta mengatasi bau mulut. Dengan mengkumur buah delima yang sudah di jus ini, mampu mencegah plak pada gigi karena mengandung antibacterial.
Tak hanya itu, mengonsumsi buah delima juga dapat membeningkan suara yang serak akibat tenggorokan kering. Selain itu, zat tanin yang terkandung dalam buah delima mampu mengusir cacing dalam perut. Cara ini dianggap efektif untuk mengeluarkan cacing dalam perut melalui buang air besar yang banyak dilakukan oleh penduduk Mesir dan Vietnam.
 

Di Asia, sari buahnya dikentalkan menjadi suatu sirup yang digunakan sebagai saus. Di Mesir buah ini dijadikan semacam minuman anggur, sirup, dan sari buah. Dalam satu gelas sari delima, lebih banyak kandungan antioksidannya dibandingkan satu gelas red wine, green tea, atau orange juice. Di Amerika, produk sari buah delima yang dikenal sebagai pom wonderful menjadi yang menjadi tren minuman kesehatan terkini.

Sari buah delima juga tinggi kandungan flavonoidnya, suatu jenis antioksidan kuat yang penting perannya untuk mencegah berkembangnya radikal bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta mampu dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, kanker kulit, dan kangker prostat. Antioksidan yang terkandung didalamnya membantu mencegah penyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh kolesterol.
Bahkan, kandungan antioksidan dalam buah delima jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada wine atau teh hijau. Peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menemukan bahwa orang yang meminum jus 3 kali atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan risiko terkena alzheimer hingga 76% dibandingkan orang yang tidak minum jus sama sekali.
(Berbagai sumber)

Selasa, 13 Desember 2011

Dari DBD, Tipes, sampai Teripang

Beberapa hari yang lalu, saya menulis sebuah post di blog ini mengenai vonis dokter terhadap ayah saya mengidap hepatitis B. Setelah kecemasan dan kekhawatiran itu nyaris hilang, saya flash back atas apa yang telah menimpa kami sebelumnya.
Jauh sebelum divonis hepatitis diberikan, ayah saya didampuk menderita demam berdarah (DB). ini berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang menyatakan trombositnya drop hingga 85.000. Kami sekeluarga pun memasukkan banyak vitamin dan nutrisi penambah trombosit secara cepat. dua sampai tiga hari berselang, bukan berita naiknya trombosit yang kami terima, justru berita mengenai penyakit lain yang datang. Tipes.
Agak jauh juga membayangkan, bagaimana penderita DB begitu cepat beralih ke tipes.
mengenai hal ini, sejumlah penjelasan saya dapatkan, yaitu bahwa ketika demam trombosit manusia akan turub drastis. yang membedakan DB dengan demam lain adalah trombosit penderita DB akan terus turun dan turun, hingga (mungkin saja) penderita mati lemas.
Nah, ayah saya tidak mengalami itu. kalaupun trombositnya turun paling hanya di angka 75.000, setelah itu berangsur naik seiring demam yang mulai turun.
Tipes, hasil diagnosis berikutnya. demi keakuratan informasi, saya pun mencari berbagai informasi mengenai penyakit ini.
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.
sedikit pengalamnan, ayah juga mual-mual setiap kali makan. mungkin karena yang diserang perut dan usus, jadi apa yang ada di perut juga terganggu, termasuk soal keinginan muntah. badannya pun menyusut.
masalah tak selesai sampai di situ, dokter menyatakan kalo ada pembengkakan di empedunya. memang tidak terlalu besar, tapi cukup membuat cairan tidak terserap ke dalam tubuh. ini membuat perutnya membesar sampai dua kali lipat.
saya pun tambah pusing. penyakit apa yang sebenarnya ia derita.
setelah minum beberapa obat hasil saran dokter, perutnya perlahan mengecil. tapi masalah baru kemudian muncul. Ia diduga terjangkit penyakit hepatitis B. Kami sekeluarga bergidik. menurut dokter, ada sebagian kecil virus hepatitis ada di hatinya.
tak ayal (seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya) browsing internet. Ternyata hepatitis adalah penyakit yang sama berbahayanya dengan HIV/AIDS, sama mematikan, dan sama menularnya. bahkan, yang lebih berbahaya ketimbang HIV/AIDS, hepatitis B menular karena kontak fisik keringat, ludah, air seni dengan orang yang punya luka terbuka. hanya saja, kampanye antihepatitis kurang gencar dilakukan, tak seperti HIV/AIDS. beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hepatitis mayoritas berujung kanker hati.
kepala saya sudah pusing ketika membaca tulisan itu, apalagi membayangkan apa yang akan terjadi kemudian hari.
petualangan browsing saya di dunia maya tak berhenti di situ. melalui berbagai penelurusan, saya menemukan sebuah benda bernama teripang atau timun laut yang sangat baik bagi para pebderita hepatitis B.
Saya mengutip sebuah kalimat dari artikel yang saya baca tersebut:
Kandungan kolagen pada teripang memiliki kemampuan menyembuhkan hepatitis-B dengan cepat. Hal itu disebabkan teripang mampu melakukan regenerasi sel secara singkat. Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro itu, gamat merupakan suplemen organik. Oleh karena itu, penyerapan dalam tubuh pun berlangsung lebih baik dan tidak menimbulkan efek samping.

Hepatitis disebabkan oleh virus yang dalam jangka waktu 6 bulan sejak terinfeksi menjadi akut. Bila dibiarkan hingga 6 bulan berikutnya menjadi kronis. Virus masuk ke dalam sel hati dan secara bertahap merusak sel hepar itu. Gamat yang terkandung dalam teripang membantu memperbaiki fungsi hati secara tidak langsung. Apalagi ditunjang dengan makanan bergizi dan istirahat cukup, menjadikan perkembangbiakan virus dapat dicegah.
begitulah, sejak empat hari terakhir ayah mengonsumsi sebuah produk yang berisi jelly teripang. hasilnya cukup menggembirakan. perutnya sudah tidak mual, tempratur badannya sudah stabil, wajahnya sudah segar dan tampak bersemangat lagi.
besok adalah hari check up-nya. semoga hasilnya negatif, atau sebenarnya ia sama sekali tidak terjangkit hepatitis b. semoga!

Selasa, 06 Desember 2011

Hepatitis B yang Mengganggu

entah terlalu naif atau apa, saya selalu menganggap dunia ini diciptakan begitu rupanya. semua akan baik-baik saja, datar. kalaupun ada kerikil kecil, pertengkaran atau apa pun itu, semuanya akan cepat berlalu, secepat masalah itu datang. begitu awalnya, tapi tidak kini.
kenyataan ini saya temui ketika saya tahu ayah saya divonis positif menderita hepatitis B. awalnya tak banyak yang saya ketahui tentang penyakit ini, kecuali kalau ini adalah penyakit hati dan bisa membuat tubuh kuning.
tak banyak, sungguh tak banyak hingga saya merasa kecil sekali di depan mega-nya ilmu pengetahuan.
ternyata hepatitis B adalah penyakit menahun yang (seperti diperkirakan sebelumnya) tidak bisa sembuh. penyakit itu terus terbawa sepanjang hayat si penerima.
yang tak kalah mencengangkan adalah penyakit ini kebanyakan merupakan awal kanker hati. singkat saja, penyakit ini membunuh dan sangat mematikan. dalam berbagai sumber saya baca menyebutkan, hepatitis B dalam waktu enam bulan akan berubah jadi hepatitis B kronis, dan enam bulan berikutnya akan jadi hepatitis B akut.
begitu cepatnya virus ini menggerogoti tubuh pasien, hingga dalam waktu satu tahun penderita akan berada di ambang maut. mengerikan, ini bagi saya adalah hujan petir di padang pasir. nyaris tidak dapat dipercaya.
sesuatu yang bagi saya amat jauh dan maya kini terasa sangat nyata dan riil.
tak hanya itu, saya tahu bahwa ada obat yang dapat menyembuhkan total penyakit ini. tak lain obat herbal yang terbuat dari teripang atau timun laut. kandungan yang terdapat dalam hewan laut ini dipercaya dan terbukti klinis bisa memperbarui tubuh dan sel-sel rusak dengan cepat.
bukannya mengecilkan peran ilmu kedokteran, tapi bagi saya fakta tersebut bak angin segar di musim pancaroba. saya hanya berdoa, apa pun itu, bisa mengobati penyakit ayah saya.
semoga lekas sembuh. Tuhan pasti baik-baik menjagamu. Sayang ayahku! :)

Senin, 31 Oktober 2011

November yang LOVEmber

Ini hari pertama bulan November. Tak ada yang spesial ternyata di bulan ini, semuanya sama bahkan terasa sangat datar. apalagi kalau kita mengingat bahwa bulan ini pun tanggal merah malas menampakkan diri.
Tapi bagi saya ini bulan spesial, bukan hanya karena akhir bulan ini saya akan berulang tahun, tapi juga karena ini bulan yang berbeda, aneh. entah mengapa, auranya menyenangkan.
hari pertama bulan November saya lalui dengan gembira, senang, sukacita. saya pikir aneh juga kenapa saya merasa begini.

padahal kalau dirunut, bulan ini adalah salah satu bulan tersibuk saya. Sudah terjadwal dalam kalender Hp saya bahwa bulan ini penuh dengan latihan sekolah minggu di gereja tempat saya melayani. setiap sabtu dan minggu, praktis waktu saya sudah tersita untuk latihan Natal.
semuanya sudah terstuktur dengan baik dan rapi. tak bisa berubah apalagi bergeser. kalau berani menggantinya, habislah saya.

sibuk, itulah bayangan saya sepanjang bulan ini. hampir tak ada waktu untuk diri sendiri (apalagi senin-jumat sudah diisi dengan work hour). tapi saya bahagia dengan kesibukan saya di sekolah minggu. saya mencintai anak-anak sekolah minggu saya.

Pernah saya mendengar kisah sahabat pelayanan saya. dia begitu mencintai pelayanannya, terlebih anak asuhnya. pernah suatu hari minggu ia tidak bisa ke sekolah minggu karena sakit. Tak disangka, sorenya seorang anak sekolah minggu meneleponnya dan menayakan alasannya tak sekolah minggu. singkatnya, anak itu khawatif terjadi sesuatu pada gurunya. ia mengasihinya karena itu ia merindukannya.

mungkin itu alasannya mengapa saya begitu menunggu bahkan menantikan bulan ini, saya mencintai bulan ini. November yang identik dengan hujan, basah, adem, dan sejuk. bagi saya, semua bayangan untuk November selalu menyenangkan. bulan ini penuh cinta November yang Lovember.
Welcome Lovember! :))

Rabu, 28 September 2011

Tanpa Kata, Seribu Makna

Bukan perkara mudah mengungkapkan sesuatu. Saya pernah mengalami bahkan saat saya hampir menulis seratus, tapi ketika saya membacanya ulang, saya belum menyampaikan maksud saya sama sekali.
Jadi, saya pikir bukan maslaah banyaknya kata atau panjangnya omongan. Yang jauh lebih penting mungkin adalah makna dari kata yang saya tulis atau sampaikan.
Tanpa kata bahkan, kita bisa menyampaikan sejuta makna.
Hal ini pula yang saya dapatkan ketika membuka sebuah video "Duty of christian" (kalau tak salah) yang saya unduh di bawah ini.

Tokoh dalam video ini nyaris tak bicara, nyaris tak bergerak. hanya ada kalimat-kalimat singkat, dan gambar slide yang satu per satu muncul. Tapi, entah kenapa begitu dalam. Mengena. Kalau saya tak sedang di kantor, mungkin air mata bisa saja menetes. T__T

Ini juga mungkin yang menyebabkan mengapa begitu tanpa kata-kata panjang orang bisa menggerakan manusia lain, yaitu dengan perbuatan dan teladan baik. Tak perlu banyak omong, cukup lakukan dan kerjakan. Dan dunia akan berubah.
Nah, cekidot this video~



Rabu, 14 September 2011

Untuk Almarhum: Selamat Ulang Tahun

Hari saya membaca notifikasi di lama Facebook saya. Salah seorang teman saya berulang tahun hari ini. Lalu? apa yang aneh? toh semua orang berulang tahun? sebenarnya tidak ada yang aneh kalau saja orang ini masih hidup.
ya, teman saya atau lebih tepatnya dosen saya ini sudah meninggal kira-kira setahun lalu. sejenak saja membuka halaman profilnya, berniat mengucapkan selamat barang sepatah dua patah kata. Namun, entah kenapa jemari saya tertahan, tidak sanggup menulis apa-apa.
dia sudah meninggal, sudah tiada, lantas untuk apa saya ucapkan selamat ulang tahun? rasanya kok aneh sekali, seperti mengucapkan ulang tahun kepada bayi yang belum lahir. aneh, janggal.
saya kemudian berpikir, mungkin bukan ucapan selamat ulang tahun yang seharusnya saya ucapkan.karena umurnya sudah berhenti, tepat ketika ia mengembuskan napas terakhirnya. mungkin memperingati hari kelahirannya lebih tepat. Kita bersukacita dan bertepuk tangan bukan karena umur dosen sekaligus teman saya ini bertambah, tapi karena pada hari itu seorang yang baik telah lahir. Orang yang mungkin saja telah mengispirasi banyak orang, bukan hanya mengajar tapi bersedia menjadi tempat yang tepat untuk kami mahasiswanya berbagi ide-ide yang fantastis.
Sekali lagi selamat hari lahir, Mas. Mungkin umurmu tidak akan bertambah, tapi peringatan akan hari lahirmu masih dilakukan. Bukankah orang besar tidak diperingati ketika ia mati, tapi ketika ia hidup?

Senin, 06 Juni 2011

Akhir Mei: Ketika Barcelona Memukau Dunia

Suatu pagi, sehari setelah Barcelona menaklukan Manchester United di final Liga Champion 2011, saya membaca sebuah headline surat kabar ”Barcelona Memukau Dunia”. Saya tergelitik untuk meninjau seberapa baik tim juara Eropa 2011 ini memukau dunia. Barcelona, seperti yang kita tahu, bukanlah tim yang baru dua tiga tahun tampil sebagai tim papan atas dunia.
Menurut goal.com, Barcelona berdiri tahun 1899. Joan Gamper bersama sebelas orang lainnya kemudian membentuk klub sepakbola di Barcelona. Warna merah dan biru konon dipilih karena Gamper terinspirasi warna serupa yang digunakan klub Swiss, FC Basel. Klub itupun lantas menjelma sebagai salah satu klub terdepan di Spanyol.
Gamper kemudian bertindak sebagai presiden dan  Barcelona pun berkembang. Gelar pertama diraih pada 1902 di ajang Copa Macaya. Namun, setelah menjuarai Campeonato de Cataluña 1905, Barcelona kesulitan meraih gelar. Hingga 1925, Gamper menjadi presiden klub dalam lima periode berbeda. Salah satu pencapaian pada masa kepemimpinan Gamper adalah kemampuan Barça memiliki stadion sendiri. Pada 1922, Barcelona menempati Las Cortes, yang berkapasitas 22 ribu penonton. Kelak, stadion tersebut berkembang lagi menjadi berkapasitas 60 ribu penonton. Stadion yang digunakan saat ini, Camp Nou, mulai digunakan pada 1957 dan merupakan yang terbesar di Eropa karena sanggup menampung 98.772 penonton.
Periode kejayaan Barça terjadi pada tahun 1950-an dan awal 1990-an. Bersama pelatih Fernando Daucik dan Ladislao Kubala, Barcelona sukses menyabet lima gelar berbeda. Sejak 1955, Barcelona memegang rekor impresif karena menjadi satu-satunya klub yang selalu tampil di kejuaraan antarklub Eropa. Sedangkan, Pada awal 1990-an, dominasi Barça ditandai dengan era kepelatihan Johan Cruyff, eks-pemain. Cruyff sukses membawa Barça menjuarai gelar Liga Champions pertama pada 1992 dengan menaklukkan Sampdoria, 1-0. Berkat kemenangan itu, Barcelona menjadi salah satu tim yang pernah menjuarai tiga ajang kompetisi antarklub Eropa, setelah sebelumnya pernah menyabet Piala Winners dan Piala UEFA.
Dunia berputar, sejarah pun terus tertulis ketika anak didik Cruyff, Josep  Guardiola, memulai kembali era emas Barcelona. Musim ini Pep, panggilan Josep, bersama Barcelona meraih trofi Liga Champion ke-4, atau yang ke-2 sepanjang Pep melatih Barcelona. Gelar ini menggenapi 10 gelar yang dipersembahakan Pep Guardiola kepada Barca dalam 3 tahun terakhir. Sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang pelatih muda.
Kunci keberhasilan Barcelona memukau dunia tiga atau empat tahun ini bukan hanya terletak di pelatih jenius, Pep Guardiola, tapi juga di sederet pemain brilian yang diramu dengan komposisi yang tepat. Setidaknya ada tiga pemain yang dapat mewakili sederetan pemain hebat yang dimiliki Barca.

Ia adalah pahlawan di balik layar yang dimiliki Barcelona. Publik lebih senang menyebut penampilan memukau Lionel Messi, aksi gemilang eks-striker Thierry Henry, ataupun gol-gol mantan penyerang Samuel Eto'o dua musim lalu. Tapi, sebelum bola menghampiri kaki mereka, serangan tim diawali umpan matang Xavi. Peran Pemain Terbaik Euro'08 ini tak boleh dilepaskan dari sukses Barcelona meraih enam gelar semusim pada tahun 2008/2009. Tampil konsisten dan jauh dari cedera, Xavi siap meraih status salah satu legenda klub musim ini.

Takkan ada yang heran jika Messi telah dinobatkan sebagai pemain terbaik sejagad akhir tahun lalu. Bagaimana tidak? Musim yang dilakoninya merupakan salah satu penampilan terbaik penyerang asal Argentina ini. Selain membawa Barcelona meraih enam gelar semusim, secara pribadi, Messi memborong 38 gol dari semua ajang. Rekor tersebut merupakan salah satu yang tertinggi pernah dicetak seorang pemain Barcelona dalam satu musim. Belum lagi lusinan assist yang ia berikan pada rekan timnya. Pada laga Final Liga Champion tahun ini, Messi juga memborong dua gol hingga mengatasi MU, 3-1.
Salah bila meragukan kehandalan pemain haus gol satu ini. Ia adalah salah satu aset penting yang dimiliki Spanyol. Bukti sahih adalah kala dirinya berhasil melambungkan negaranya Spanyol di puncak kejayaan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan sekaligus mengukuhkan diri sebagai top skor tim. Bersama klub anyarnya ini, Villa diyakini akan semakin melejit terlebih banyaknya pemain-pemain penyuplai bola-bola manja di dalam skuad Blaugrana.

Satu hal lagi yang membuat dunia terpukau adalah kepiawaian Akademi Sepak Bola Barcelona mencetak dan membina pada pemain muda. Separuh lebih pemain hebat Barcelona adalah hasil didikan akademi Barcelona sendiri, sebut saja Lionel Messi, Andres Iniesta, Xavi Hernandes, bahkan pelatih mereka, Pep Guardiola. Mungkin bagi kita Lionel Messi masih sangat muda, 24 tahun. Akan tetapi, mungkin sekali di kubu Barcelona yang kaya bibit muda, Messi sudah terhitung tua karena puluhan bibit muda berbakat sudah siap tampil sebagai pelapis. Boleh jadi Indonesia dapat mencontoh pembinaan yang dilakukan Barcelona yang berbuahkan prestasi. Pada dasarnya tidak ada yang instan di dunia ini jika ingin mendapat prestasi. Pembinaan usia muda, fasilitas yang baik, ditunjuang kompetisi yang baik dan sehat adalah syarat mutlak untuk mecapai prestasi maksimal. Barcelona, teruslah memukau dunia!

***

Kerancuan Penggunaan Di dan Pada

Suatu hari saya saya membaca sebuah artikel media massa besar di Indonesia, lebih tepatnya begini secuplik kalimatnya: “Tahun 2008 dia diterima pada jurusan Seni Grafis ISI Yogyakarta setelah dua kali mengikuti tes.”
Ada sebuah kata yang rasanya menganggu pada dua baris kalimat di atas. Saat itu, saya berpikir penggunaan pada dalam kalimat di atas tidaklah tepat. Preposisi di rasanya lebih tepat untuk menggantikan tempat pada.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, pada adalah ‘kata depan yang digunakan untuk menunjukkan posisi di atas, atau di dalam hubungannya dengan, searti dengan di (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang, keterangan waktu)’. Pada penjelasan tersebut, juga diberikan contoh –dasarnya, ada –nya, --keesokan harinya. Adapun, di menurut KBBI berarti ‘kata depan untuk menandai tempat, kata depan untuk menandai waktu’. Contoh yang diberikan adalah bapak saya bekerja di kantor, semalam ia tidur di rumah temannya,
Berdasarkan pengertian di atas, setidaknya secara garis besar kita dapat simpulkan pada cenderung digunakan untuk menunjukkan posisi atau tempat yang sifatnya lebih abstrak. Hal ini berbeda dengan di yang cenderung digunakan untuk menunjukkan posisi atau tempat yang sifatnya lebih nyata dan konkret. Misalnya, pada abad 20 (bukan di abad 20), pada saatnya nanti (bukan di saatnya nanti), di sekolah (bukan pada sekolah). Kalau hal tersebut diterapkan, benarkah kalimat ‘Buanglah sampah pada tempatnya’? tentu saja tidak. Yang benar adalah ‘Buanglah sampah di tempatnya’.
Jadi, dalam kalimat di artikel tersebut mana yang tepat? Saya kira “Tahun 2008 dia diterima di jurusan Seni Grafis ISI Yogyakarta setelah dua kali mengikuti tes.” Lebih tepat.  :D

Minggu, 29 Mei 2011

Bahasa Melayu dalam Periodisasi

Bahasa Melayu digunakan di Nusantara sejak berabad-abad yang lalu. Dalam bukunya, Collins (2005:8) menulis bahwa teks tertua dalam bahasa Melayu selesai ditulis di atas sebuah batu di Sumatera bertanggal 682. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemungkinan bahasa Melayu telah digunakan di Nusantara jauh sebelum masa itu. Menurut van Wijk (1985:XVIII) bahasa Melayu juga telah tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara dan digunakan orang  asing untuk berkomunikasi dengan penduduk asli.
Untuk melihat perkembangan bahasa Melayu, kita memerlukan periodisasi perkembangan bahasa Melayu di Nusantara. Kridalaksana menggunakan pendekatan sejarah—yaitu menggunakan bukti-bukti tertulis—untuk membagi perkembangan bahasa Melayu ke dalam beberapa periode. Kridalaksana (1991:5) membagi periodisasi sejarah bahasa Melayu atas: 1) bahasa Melayu Kuna yang meliputi kurun abad ke-7 sampai abad ke-14; 2) bahasa Melayu Tengahan yang mencakup bahasa Melayu Klasik dalam kurun waktu abad ke-14 sampai abad ke-18; 3) bahasa Melayu Peralihan yang mencakup kurun abad ke-19; 4) bahasa Melayu Baru yang dipergunakan sejak awal abad ke-20.
Pengetahuan mengenai awal bahasa Melayu dapat diperoleh dari batu bersurat atau bahan lain yang tersebar di Jawa Tengah, Lampung, Sumatra Selatan, Jambi, Bangka, dan Sumatra Selatan. Adapun, bahasa Melayu Tengahan dapat diketahui dari surat-surat, naskah perjanjian, dan karya-karya sastra klasik (Kridalaksana, 1991:6—7). Akan tetapi, Kridalaksana tidak menyebutkan di mana dapat didapatkan bahan tertulis bahasa Melayu Peralihan dan bahasa Melayu Baru.
Selain Kridalaksana, Teeuw (dalam Kridalaksana, 1991:135—136) juga membagi perkembangan bahasa Melayu ke dalam enam tahap. Berbeda dengan Kridalaksana yang menggunakan pendekatan sejarah, Teeuw membagi periodisasi bahasa Melayu dengan pendekatan linguistik historis komparatif, yaitu dimulai dari masa prasejarah hingga bahasa Indonesia yang digunakan pada saat ini. Teeuw juga menjelaskan bahwa dalam perkembangannya, bahasa Melayu memiliki masa-masa genting yang memperlihatkan perkembangan bahasa Melayu karena faktor politik dan kebudayaan tertentu.
Tahap pertama perkembangan bahasa Melayu adalah bahasa Proto Austronesian, bahasa Proto Austronesia, atau Austronesia Purba. Bahasa ini diperkirakan mulai tersebar oleh nenek moyang bangsa Melayu ribuan tahun yang lalu di Asia Tenggara. Dalam perkembangannya, kelompok penutur Austronesia makin tersebar luas. Menurut pandangan beberapa ahli, dapat diandaikan ada sebuah kelompok orang Austronesia yang mulai menetap di gugusan Indonesia Barat dan Semenanjung Melayu. Tahap berikutnya adalah Proto Malayic atau Melayu Purba. Bahasa Melayu Purbalah yang kemudian menurunkan sejumlah bahasa dan dialek, termasuk di dalamnya bahasa Melayu yang dikenal sekarang.
Tahap selanjutnya adalah Old Malay atau Melayu Kuna. Bahasa Old Malay tersimpan dalam sejumlah prasasti dari Indonesia Barat dan Tanah Melayu dan telah mendapat pengaruh dari bahasa Sansekerta. Tahap keempat ditandai dengan tampilnya bahasa Melayu sebagai bahasa tulisan yang tersimpan dalam sejumlah naskah yang jumlahnya terbatas. Tahap ini disebut tahap bahasa Melayu Klasik. Bahasa Melayu Klasik menunjukkan keanekaragaman yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Melayu. Pengaruh yang paling penting berasal dari bahasa Arab dan bahasa Parsi. Selain bahasa Arab dan Parsi, bahasa-bahasa Eropa juga mulai masuk ke dalam bahasa Melayu. Salah satu yang pengaruhnya paling besar adalah bahasa Portugis. Hal ini disebabkan karena bangsa Portugis telah lebih dulu masuk ke Nusantara sebelum bangsa-bangsa Eropa lainnya, yaitu pada awal abad ke-17.
Tahap selanjutnya adalah tahap bahasa Melayu Modern. Tahap ini dimulai pada abad ke-19, yaitu saat orang-orang Eropa masuk ke Nusantara dan melakukan kegiatan perdagangan di Asia Tenggara. Bukan hanya berdagang, bangsa Eropa juga memantabkan diri sebagai penjajah politik; Inggris mulai menguasai tanah Melayu dan Belanda bertahap mulai memperluas penguasaan politiknya di kepulauan Indonesia. Hal ini sangat berpengaruh pada bahasa Melayu, yang saat itu telah digunakan sebagai bahasa pengantar antara penduduk lokal dan orang asing.
Tahap terakhir adalah proses kebangkitan bangsa Melayu dan bangsa Indonesia yang pada akhirnya menjadi dua bangsa yang memilih bahasa Melayu sebagai bahasa nasionalnya, masing-masing dengan dua nama: bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia. Di samping itu, Singapura dan Brunei juga menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional mereka. Teeuw menyebut tahap ini sebagai tahap bahasa Indonesia, bahasa Malaysia, bahasa Melayu Brunei, dan Singapura.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan dalam pembagian periodisasi dan perkembangan bahasa Melayu yang dilakukan oleh Kridalaksana dan Teeuw. Kridalaksana membagi periode perkembangan bahasa Melayu sejak zaman sejarah, yaitu sejak adanya bukti-bukti tertulis dalam bahasa Melayu. Walapun demikian, Kridalaksana tetap berpendapat bahwa terdapat masa prasejarah bahasa Melayu, hanya saja sulit dibuktikan karena tidak terdapat bukti tertulis (Kridalaksana, 1991:4). Adapun, Teeuw membagi perkembangan bahasa Melayu dimulai dari zaman prasejarah. Pendapat ini didasarkan pada teori bahwa bahasa Melayu telah digunakan di kawasan Asia Tenggara sejak lama (dalam Kridalaksana, 1991:135).
***




Referensi:
Collins, James T. 2005. Bahasa Melayu Bahasa Dunia: Sejarah Singkat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Kridalaksana, Harimurti. 1991. Masa Lampau Bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Kanisius
Van Wijk, D. Gerth. 1985. Tata Bahasa Melayu. Jakarta: Penerbit Djambatan