Minggu, 04 November 2012

Crystal of Knowledge, Perpustakaan Lokal Berkelas Internasional


Kalau membaca adalah jantung, maka buku adalah darahnya. Itulah kira-kira yang melandasi hubungan erat antara membaca dan buku. Atas semangat ini, Universitas Indonesia membangun sebuah perpustakaan terpusat yang diberi nama Crystal of Knowledge.
Gedung Perpustakaan Pusat UI yang lama terdiri atas 12 fakutas yang tersebar di seluruh UI, mulai dari yang di Salemba atau yang di Depok. Namun seiring perkembangan zaman, gedung lama Perpustakaan Pusat dirasa tidak cukup lagi menampung semua koleksi buku, makalah, karya ilmiah, dan sebagainya. Oleh sebab itu, muncullah rencana untuk membangun sebuah gedung baru yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Pada 2010 UI memutuskan untuk membangun sebuah gedung megah sebagai perpustakaan pusat. Salah satu tujuan pembangunan gedung mewah ini adalah untuk efisiensi di berbagai bidang, seperti pengadaan koleksi serta pengelolaan SDM.
Crystal of Knowledge selesai dibangun pada awal 2011, sementara proses integrasi dimulai pada Maret 2012. Perpustakaan yang yang terintegrasi tersebut adalah Perpustakaan Pusat, Perpustakaan FT, Perpustakaan FIB, Perpustakaan FMIPA, Perpustakaan FH, Perpustakaan FIK. Adapun fakultas-fakultas lain masih tetap memiliki perpustakaan di tempat masing-masing, meski memindahkan sebagian koleksinya ke gedung baru. Mereka adalah Perpustakaan FASILKOM, Perpustakaan Psikologi, Perpustakaan FKM, Perpustakaan FISIP, dan Perpustakaan FE. Dengan demikian, UI tak lagi menggunakan memakai nama “Perpustakaan Pusat”, tapi menjadi “Perpustakaan UI”.
Memasuki bagian dalam kita disambut oleh layar LCD besar bertuliskan "Selamat Datang di Perpustakaan Universitas Indonesia". Di LCD tersebut akan ditampilkan beragam macam koleksi buku dan tempat-tempat di area perpustakaan. Memandang ke atas, kita bisa melihat di tembok tertulis bermacam istilah perpustakaan dari berbagai bahasa, seperti dalam Indonesia, Korea, Rusia, Jepang, China, Arab, Prancis, Jerman, Latin, dan lainnya.
Crystal of Knowledge adalah bangunan megah berlantai delapan dengan bentuk bangunan yang unik. Lantai 1 merupakan tempat fasilitas umum, antara lain ruang administrasi, ruang komputer, bank, kantin, fitness center, studio musik dan radio/televisi, dan toko buku. Adapun lantai 2 hingga 4 adalah perpustakaan. Lantai 5 adalah Conference Room, lantai 6 adalah Auditorium, lantai 7 dan 8 adalah laboratorium komputer.
Perpustakaan yang buka setiap Senin-Jumat pukul 08.30-19.00 dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-16.00 ini memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai sebagai perpustakaan kelas dunia. Antara lain MKIOSK, yaitu mesin untuk meminjam dan mengembalikan buku secara mandiri; Bookdrop, yaitu alat untuk mengembalikan buku pinjaman secara mandiri dan dapat digunakan selama 24 jam; Loker yang tersedia sebanyak 250 di lantai 1 yang dapat digunakan untuk penitipan tas; Ruang Belajar Khusus (Kubikus) yang tersedia 100 buah di lantai 2 bagi mahasiswa tingkat doktoral, dan dilengkapi dengan kursi, meja, dan akses internet; Ruang baca dan diskusi yang tersedia di lantai 2, 3, dan 4 serta dilengkapi dengan kursi, meja, dan whiteboard; serta lainnya.
Perpustakaan Baru UI yang bentuknya sangat futuristik ini, letaknya sangat strategis karena berdekatan dengan Rektorat UI, Balairung, dan Balai Sidang sehingga mudah disinggahi. Perpustakaan ini berlatarkan danau UI dengan pepohonan dan taman yang asri. Ini akan menjadi ciri khas dan pemandangan yang begitu memesona.
Crystal of Knowledge yang diklaim UI sebagai perpustakaan terbesar se-Asia itu kini dapat kita nikmati daya tariknya. Bukan hanya untuk mahasiswa atau dosen UI, Perpustakaan UI juga dapat dinikmati oleh kalangan luas yang ingin mengumpulkan informasi atau menambah ilmu. Namun, pengunjung dari luar itu harus menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan membayar Rp 5.000, setelah itu mereka bebas meminjam buku dan fasilitas yang ada. ***

Selasa, 18 September 2012

Jelang Oktober, Waktunya Kebangkitan Bahasa Indonesia

-->
Bulan Oktober seakan menjadi bulan spesial bagi bangsa Indonesia. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau bulan Oktober adalah hari di mana bangsa Indonesia secara de jure mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Tentunya kita tidak lupa dengan sepotong kalimat ini, “Kami putra-putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”. Kalimat itu merupakan sepenggal dari tiga poin yang terdapat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Singkat, namun merupakan suatu tonggak baru, bahwa bangsa Indonesia sudah mempunya “tali” yang menyatukan ratusan suku bangsa dengan ratusan bahasa itu: bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu varian bahasa Melayu dan telah digunakan di Nusantara sejak berabad-abad yang lalu. Dalam bukunya, Collins (2005:8) menulis bahwa teks tertua dalam bahasa Melayu selesai ditulis di atas sebuah batu di Sumatera bertanggal 682. Hal ini juga menunjukkan bahwa bahasa Melayu telah digunakan di Nusantara jauh sebelum masa itu.
Ramainya pedagang asing yang datang dari China, Portugis, Spayol, Belanda, Inggris, dan lain-lain, memaksa mereka harus mencari bahasa pengantar untuk bisa berkomunikasi satu sama lain. Karena itu, mereka menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang mereka gunakan ini merupakan cabang bahasa lisan yang dengan sendirinya terus berubah dan berkembang berdasarkan perubahan-perubahan historisnya. Bahasa Melayu lisan inilah yang kemudian dikenal sebagai bahasa Melayu Pasar atau bahasa Melayu Rendah. Adapun bahasa Melayu tulis hanya dikenal di lingkungan pengguna bahasa Melayu itu sendiri, dan lazim disebut sebagai bahasa Melayu Riau atau bahasa Melayu Tinggi (Sumardjo, 2004:253).
Untuk melihat perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, diperlukan periodisasi perkembangan bahasa Melayu. Kridalaksana menggunakan pendekatan sejarah, yaitu bukti-bukti tertulis untuk membagi perkembangan bahasa Melayu ke dalam beberapa periode. Kridalaksana (1991:5) membagi periodisasi sejarah bahasa Melayu atas: 1) bahasa Melayu Kuna yang meliputi kurun abad ke-7 sampai abad ke-14; 2) bahasa Melayu Tengahan yang mencakup bahasa Melayu Klasik dalam kurun waktu abad ke-14 sampai abad ke-18; 3) bahasa Melayu Peralihan yang mencakup kurun abad ke-19; 4) bahasa Melayu Baru yang dipergunakan sejak awal abad ke-20.
Meluasnya pengaruh dan penggunaan bahasa Melayu di Nusantara pada akhirnya mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemuda-pemudi Indonesia secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Tak hanya itu, bahasa Indonesia juga dijadikan bahasa persatuan yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada 28 oktober 1928 yang mengiikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang semuanya dengan nama Indonesia. Isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:
  1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Demikian, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa persatuan, tapi juga sebagai bahasa resmi, bahasa pemerintahan, dan bahasa pengantar pendidikan. Tak hanya itu, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pergaulan, di mana bahasa Indonesia bersifat terbuka. Artinya, bahasa Indonesia bisa dan sanggup menerima pengaruh dari bahasa lain, antara lain Arab, Belanda, Portugis, Inggris, bahkan Yunani. Contohnya: musyawarah dan doa (Arab); internet dan telepon (Inggris), kulkas (Belanda), Minggu (Portugis).
Namun sayang, penghargaan akan bahasa Indonesia kini semakin pudar. Masyarakat Indonesia—khususnya generasi muda—mulai mengagungkan bahasa asing. Tak hanya itu, dengan banyaknya sekolah berlabel "internasional", bahasa Indonesia kini bukanlah bahasa pengantar pendidikan lagi. Bahasa Inggris kini menjadi raja dengan iming-iming bahasa pergaulan global bagi para pelajar. Menguasai bahasa asing memang baik, tapi alangkah baiknya bila bahasa Indonesia tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri sehingga penghargaan atas bahasa Indonesia tetap terjaga. Salam bahasa!

Senin, 06 Agustus 2012

Kendalikan Kolesterol dari Daging Merah


Daging merah telah mendapat cap buruk selama bertahun-tahun, terutama untuk kesehatan jantung. Studi baru yang dipublikasikan secara online dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa mengonsumsi daging sapi setiap hari benar-benar dapat meningkatkan kadar kolesterol.

Para peserta studi mengikuti DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), yaitu diet yang mendorong daging tanpa lemak, susu rendah lemak, biji-bijian, dan buah-buahan dan sayuran. Makanan-makanan tersebut dikonsumsi bersama sekitar 4-5,4 ons daging sapi tanpa lemak sehari di tempat ayam atau ikan. Hasilnya menujukkan tingkat kolesterol LDL yang berbahaya mereka menurun sekitar 10 persen. Hasil tersebut sama dengan kelompok DASH biasa.

Apa penyebabnya? Penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa daging merah yang meningkatkan risiko penyakit jantung merah, memiliki satu kelemahan besar: daging olahan, seperti sosis atau hot dog masuk ke dalam kategori daging merah. "Ini sangat berbeda dari daging sapi tanpa lemak dalam hal gizi," kata ahli gizi dan rekan penulis studi Michael Roussell, Ph.D.

Dalam studinya, Roussell juga menemukan bahwa makan makanan yang sehat dengan daging sapi tanpa lemak juga mengalami penurunan tingkat trigylceride dalam partikel kolesterol HDL. Menurutnya, itu penting karena akan meningkatkan fungsi “baik” kolesterol HDL dan meningkatkan anti-peradangan fungsi mereka yang membantu melawan penyakit.

Roussell menduga bahwa asam stearat (asam lemak jenuh) dalam daging sapilah yang mungkin berkontribusi terhadap perubahan yang menguntungkan dalam kolesterol HDL. Selain itu, hampir setengah dari lemak dalam daging sapi adalah asam oleat, lemak tak jenuh tunggal lainnya yang sehat untuk jantung. "Daging sapi membawa campuran lemak yang unik bagi jantung sehat ke atas meja yang tidak akan Anda dapatkan dari makanan lain," katanya.




Kamis, 24 Mei 2012

"The Hunger Games", Ikon Baru Remaja


Lupakan kisah petualangan Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger; lupakan pula kisah pasangan romantis Bella Swan dan Edward Cullen. Sekarang pentas Hollywood menawarkan sesuatu yang baru dan seru: The Hunger Games. Trilogi mengenai para remaja muda pemberani ini ditulis secara apik dan cantik oleh Suzanne Collins.
Katniss Everdeen, seorang remaja yang tinggal di sebuah dunia pasca-apokaliptik di negara Panem, di mana negara-negara Amerika Utara pernah ada. Negara ini memiliki 12 distrik, dengan Capitol sebagai pusat pemerintahannya yang sangat metropolis. Hunger Games adalah acara tahunan di mana satu anak laki-laki dan seorang gadis berusia 12 sampai 18 dari 12 kabupaten dipilih dengan undian untuk bersaing dalam pertempuran yang ditayangkan langsung di televisi. Mereka harus saling membunuh hingga hanya satu orang yang tersisa: sang pemenang. Peraturan permainan ini sederhana: yang menang akan mendapat kehidupan sekaligus kemudahan, kemewahan, sementara yang kalah—tentu saja—mendapatkan kematian.
Katniss Everdeen begitu heroik ketika rela menggantikan tempat adiknya yang namanya disebutkan dalam undian untuk bertarung dalam permainan Hunger Games. Di sisi lain, ketidakberuntungan menimpa Peeta Mellark. Putra seorang pembuat roti ini terpilih sebagai perserta laki-laki dari Distrik 12. Namun diam-diam, Peeta menyimpan rasa cinta pada Katniss sejak lama. Ke-24 peserta ini dikumpulkan di kota dan dilatih dan dipersiapkan dengan matang untuk bertarung. Dalam hal mengatur strategi, tak hanya kelihaian berperang yang diandalkan, tapi juga tampilan fisik serta pencitraan. Dalam hal ini, Katniss dan Peeta dibantu Haymitch, Cinna serta timnya. Selama masa itu, tak lupa kehidupan mereka disorot dan diamati sebagai objek tontonan yang menghibur.Mereka menikmatinya? Tentu saja tidak.
The Hunger Games tidak hanya menawarkan pertarungan dan persaingan sengit para peserta, tapi juga kisah cinta segitiga ala remaja antara Peeta, Katniss, dan Gale. Pada akhirnya Katniss harus memilih di antara keduanya. Nilai-nilai kejujuran, pengorbanan, keberanian juga sangat lekat di kisah ini—sesuatu yang menambah nilai Hunger Games.
Suzanne Collins juga memperlihatkan dengan jelas bagaimana tren reality show yang sedang melanda AS. Suzanne Collins mungkin juga sedikit menyindir bahwa tidak semua reality show lucu dan indah seperti yang tampak di muka. Dalam The Hunger Games ditampilkan sisi gelap dari reality show yang bukan hanya berbahaya, tapi juga mematikan. Kita patut menunggu seperti apa kelanjutan petualangan Katniss dan Peeta di buku selanjutnya. Tentunya sebagai pembaca kita menunggu sesuatu yang lebih menarik yang di luar apa yang kita bayangkan.
Buku ini bisa memberikan gambaran bagaimana para remaja dari distrik miskin tak diperlakukan layaknya manusia. Mereka dipilih secara acak, dibawa ke kota, dilayani, difasilitasi, diangkat dan dipuja, tapi kemudian mereka disuruh saling menghabisi bak binatang. Mereka tak punya pilihan, kecuali membunuh. Tak hanya itu, kematian seorang anak remaja bak sesuatu yang membahagiakan yang layak dapat tepuk tangan, sorakan bahagia penonton. Ironis.
The Hunger Games menerima sejumlah penghargaan dan gelar kehormatan, salah satunya dari Penerbit Weekly untuk kategori Best Books of the Year (2008) dan Notable Children's Book of 2008 dari The New York Times. Tak hanya itu, karya ini juga mendapatkan Golden Duck Award (2009) untuk kategori buku fiksi dewasa-muda, serta meraih Cybil Winner (2008) untuk kategori fantasi dan science fiction. Pada 2011, The Hunger Games meraih penghargaan the California Young Reader Medal. Pada edisi majalah Scholastic's Parent and Child (2012), The Hunger Games tercatat sebagai buku terbaik ke-33 untuk anak-anak, dengan penghargaan untuk kategori Most Exciting Ending. Novel ini telah diadaptasi ke versi layar lebar dengan judul yang sama dan menduduki box office di AS. (*)


Selasa, 08 Mei 2012

LeineRoebana, Energi Kreativitas Tanpa Batas


LeineRoebana adalah lembaga tari modern yang berpusat di Amsterdam, Belanda. Lembaga ini merupakan kolaborasi dari dua koreografer dari dua negara berbeda: Andrea Leine dari Belanda dan Hariono Roebana dari Indonesia. LeineRoebana sebelumnya telah dikenal di dunia tari di Belanda sejak 1990. Mereka mengembangkan tarian unik yang bernuansa idiosyncratic, berdasarkan pendekatan baru yang mengusung unsur simetris, ritme, dan komposisi. Relasi antara tarian dan musik adalah unsur utama dalam karya mereka. Arah musik mereka adalah dari renaissance menuju karya kontemporer. Hal tersebut menunjukkan kesungguhan mereka dalam mencari keaslian. Mereka selalu mencari seni ekspresi yang baru serta menantang persepsi. Dalam setiap karya, mereka bekerja sama dengan para musikus atau komposer terkenal untuk menciptakan karya yang merupakan perpaduan indah yang nyata antara musik dan gerakan.
Perpaduan unik antara dua seniman tari ini terlihat dalam karya mereka yang berjudul "Ghost Track Indonesia Tour". Dalam pagelaran kali ini mereka seakan mencari inspirasi dalam lantunan gamelan sambil mengeksplorasi gerak dalam iringan alat musik khas Jawa itu. Hasilnya luar biasa; perpaduan modern antara musik serta tari dari Indonesia dan Belanda. Perkawinan musik dan tari dari Indonesia dan Belanda dapat tersaji ketika Anda menikmati pertunjukan tari bertaraf internasional ini. Tradisi dan budaya kontemporer menyatu dalam gerak serta lantunan gamelan di atas panggung.
Komposisi penari dalam "Ghost Track" terbagi dalam dua pihak yang berasal dari Indonesia dan Belanda. Mereka antara lain Uri Eugenio, Reut Gez-Wang, Agus Mbendhol, Tim Persent, Sandhi Richard, Swantje Scäuble, Boby Ari Setiawan, dan Heather Ware. Para penari telah dipertemukan sejak 2009 dan setelah itu mereka tampil bersama baik dalam latihan maupun pertunjukan.
Sebenarnya, "Ghost Track" untuk pertama kalinya tampil di hadapan publik di Chassé Theatre of Breda, Belanda, 18 November 2011. Penampilan perdana ini merupakan tur pertama "Ghost Track" di Belanda yang berakhir pada 23 Desember 2011. Tur pertama "Ghost Track" ini disambut dan dikenal baik baik oleh media maupun publik. Tak hanya Jakarta, "Ghost Track" juga akan tampil di lima kota di Jawa dan Sumatera sebelum akhirnya akan menutup tur Indonesia di Erasmus Huis, Jakarta, 1 Maret 2012.
Karya LeineRoebana telah mendapat berbagai penghargaan bergengsi, antara lain penghargaan Cagliari (Itali), Bagnolet (Prancis), Lucas Hoving, Philiph Moris Art ( Belanda). Karya mereka telah dipentaskan di Belanda dan berbagai tempat di Eropa, Indonesia, Tanzania, Kanada, Brasil, serta AS.
Mengenai ide-ide yang inovatif, mereka menjawab, "Kami telah melakukan prakonsep dan ide-ide tentang dunialah yang akan menentukan persepsi kita pada sesuatu. Kami tidak punya akses ke dunia tanpa melalui sebuah perantara, begitu juga kami tidak akan punya akses ke dunia yang tanpa perantara. Kami terinspirasi oleh ide-ide pemula dari ilmu pengetahuan, dari masa lalu atau dari budaya lain untuk mengeksplorasi batasan ide dari sebuah tarian demi meningkatkan kualitas ekspresifnya. Energi dan keterampilan penari diperoleh dari bentuk dan struktur yang melebihi batas cakrawala pemahaman.”
Tak ayal, LeineRoebana membuktikan bahwa perbedaan negara dan batas budaya tak bisa membendung kreativitas mereka. Inovasi dan kekayaan mengekspresikan diri sejatinya hanya bisa dicapai melalu rasa saling mengerti dan memahami. Seberbeda apa pun, mereka dapat menyatu dalam seni. Andrea Leine dan Hariono Roebana membuktikannya. (*)

Minggu, 22 April 2012

Introspeksi Diri? Kenapa Enggak


Jengkel dengan teman yang saat itu sebagai anak buah kamu, tidak bisa mengerjakan tugas kelompok sesuai standar yang kita mau? Atau sebal melihat guru yang tidak tau waktu malah ngomel ngalor ngidl di depan kelas? Stop! Jangan buru-buru menyalahkan mereka dulu. Jangan-jangan kesalahan bukan terletak semata-mata di pundak mereka. Lebih buruk, kesalahan mungkin saja terletak pada kamu.

Coba dengar dulu pengakuan seorang wanita yang kini berprofesi sebagai guru SD negeri ini: Waktu masih SMA, saya suka sekali melihat kesalahan guru gue sendiri, mencibir bila mereka melakukan kesalahan walaupun mereka pada dasarnya saya tahu mereka baik. Tapi keadaan berbalik 180 derajat ketika saya bertindak jadi guru. Menjadi guru ternyata tidaklah mudah. Banyak yang harus dilakukan demi target yang sudah dibuat sebelumnya. Dan ketika memikirkan bahwa murid saya sendiri mungkin saja mencibir saya di belakang, hati saya sangat sedih.

Hayoo, bagaimana bila kamu dalam posisi seorang guru SD ini? Bayangkan kalau dunia terbalik, bayangkan kamu ada di posisi orang lain yang kamu selalu cibir? Pasti rasanya tidak enak selalu menjadi orang yang tertekan dan dituntut macam-macam tanpa orang tersebut mencoba memahami posisi kita.

Hanya ada satu cara untuk mengatasi itu: introspeksi diri. Seiring perjalanan hidup, akan ada banyak peristiwa di mana kita harus belajar dan membiasakan introspeksi diri. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk introspeksi diri, salah satunya dengan becermin untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi. Dengan cara ini kita dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Orang harus melakukan introspeksi diri karena proses tidak selalu berjalan konstan. Ingatlah, pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil yang sama, selalu ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang. Pemahaman kamu, misalnya sebagai seorang Ketua OSIS pasti berbeda dengan sudut pandang anggota OSIS kamu. Oleh karena itu rasa saling memahami, menoleransi, bahkan mengapresiasi karya orang lain mutlak dilakukan untuk mengurangi friksi ini.

Mungkin kita sering melihat kesalahan orang lain bahkan habis-habisan mengkritik kesalahan orang lain, tapi sadarkah bahwa kita pun sering berbuat salah. Melalui intropeksi diri sendiri, kita dapat memahami kekurangan dan kelebihan yang kita sekaligus orang lain miliki. Berkaca bahwa kita tak sebaik yang kita bayangkan selama ini kok; dan orang lain pasti memiliki kelebihan yang bisa diandalkan. Jangan sampai kita seperti ungkapan gajah di seberang mata tampak, kotoran di pelupuk mata tak tampak.

Dengan introspeksi diri yang seimbang, percayalah hubungan kamu dengan orang lain akan semakin baik. Orang lain pun akan lebih menghargai kita, bukan karena takut karena kita atasannya, tapi karena kamu terlebih dulu menghargai dia. (Berbagai Sumber)

Senin, 09 April 2012

Botak? Konsumsilah Makanan Berzinc


Siapa tak menginginkan rambut indah dan sehat? Bukan hanya wanita, pria pun harusnya concern terhadap masalah yang satu ini. Rambut, terutama yang bagi pria yang beraktivitas di luar ruangan, tentu setiap harinya harus menerima terpaan matahari, debu, bahkan polusi Ibu Kota. Bukan hal yang tidak mungkin membuat rambut kita “stres”. Stresnya rambut bisa berdampak buruk, salah satunya kebotakan.
Androgenic alopecia adalah tanda-tanda rambut rontok atau penipisan rambut yang paling sering terjadi pada manusia. Tak hanya terjadi pada manusia, gejala tersebut juga terjadi pada monyet simpanse dan orang utan. Pada pria, kebotakan biasanya dimulai pada kepala belakang bagian atas (crown area), tak jarang pula dimulai dari kepala belakan bagian atas (crown area) serta dari muka atas (kanan dan kiri atau di receding hair). Berbeda dengan wanita, proses kebotakan pada pria semacam ini meninggalkan rambut yang tersisa di bagian bawah dan menyambung di sisi kepala. Keadaan tersebut disebut Hippocratic Balding.
Ada beberapa penyebab kebotakan, salah satunya adalah genetika. Meskipun para peneliti telah dipelajari cukup lama, namun penyebab utama masalah rambut ini masih tetap kurang jelas. Hal yang lebih diyakini, kebotakan berhubungan dengan hormon yang disebut androgen atau dihydrotestosterone (DHT).
Androgen merupakan hormon yang penting bagi perkembangan seksual pria sejak lahir sampai puber. Hormon ini juga berfungsi penting bagi laki-laki dan wanita, untuk mengatur pertumbuhan rambut dan libido (sex drive).
Kebotakan pria disebabkan oleh sensitivitas genetic dari folikel rambut terhadap DHT. Hormon ini menyebabkan folikel menyusut dan menjadi tipis. Kejadian ini menyebabkan usia folikel pendek sehingga menyebabkan ia tidak dapat memproduksi rambut dengan normal.
Bagi Anda yang mengalami masalah kebotakan, segeralah tangani agar kondisi rambut Anda tidak semakin buruk. Ada tiga cara utama untuk mengatasi kerontokan rambut. Salah satunya melalui melalui pengobatan yang bisa mempercepat pertumbuhan rambut. Tak hanya itu, beragam kosmetik perawatan juga banyak tersedia, termasuk wig, hiasan rambut, serta semprotan yang akan membuat rambut terlihat lebih penuh untuk mengisi di daerah yang menipis.
Pria yang mengalami masalah rambut botak diketahui memiliki kekurangan zinc dalam tubuh. Zinc berperan dalam produksi sel hingga keseimbangan hormon yang memengaruhi pertumbuhan rambut. Zat ini juga berperan dalam kelenjar rambut yang mengikat akar rambut. Bila tubuh kekurangan zinc, folikel rambut menjadi lemah sehingga rambut mudah lepas dari akarnya. Untuk mengatasi hal itu, banyak konsumsi makanan yang mengandung zinc tinggi, seperti daging unggas, daging merah, kacang-kacangan, atau makanan seafood.
Pada dasarnya, rambut manusia terdiri dari protein maka makanan berprotein tinggi sangat baik untuk menjaga kesehatan rambut. Pilihlah protein tanpa lemak, seperti daging ayam, telur, ikan, kacang almond, yogurt, dan tahu. Makanan tinggi lemak justru akan membuat kadar hormon testoteron pria turun yang berdampak akan pada kerontokan rambut.
Tak hanya itu, zat besi juga memegang peran penting dalam pembuatan hemoglobin, zat dalam darah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh organ dan jaringan tubuh. Bila kadar hemoglobin bagus, oksigen bisa didistribusikan dengan sempurna. Artinya, sirkulasi darah bisa sampai ke akar rambut yang dapat merangsang pertumbuhan rambut.
Menambahkan makanan yang mengandung zat besi, seperti telur, sayuran hijau, kismis, serta sereal gandum utuh, dalam menu diet Anda juga sangat disarankan. Jangan lupa untuk selalu menjaga asupan vitamin C dalam tubuh. Selain baik untuk daya tahan tubuh, vitamin C juga membatu kemampuan tubuh menyerap zat besi. Rambut indah, sehat, dan menawan tentu menjadi idaman setiap orang.



Senin, 20 Februari 2012

Love at The 1st Sight (?)

Suatu hari, seorang teman bertanya pada saya: "Lo percaya sama love at the first sight nggak?"
Tanpa berpikir panjang, aku menyanggah pendapat itu. "Tidak," kataku mantap, nyaris tanpa penyesalan.

Kemudian, kawan saya ini bercerita bahwa ada pria yang ingin berkenalan pada saya, karena (dalihnya, sumpah ini dalihnya!) ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada saya. Kawan saya dan temannya hanya selintas bertemu saya ketika sedang menunggu busway di sebuah halte transit. Kawan saya dan temannya mengendarai motor dan meneriakkan nama saya dari kejauhan. Secepat angin, dan kawan saya mengatakan temannya telah jatuh cinta.

Tapi sungguh, saya tak mencela jawaban spontan saya pada dia barusan. Saya tak pernah habis pikir bagaimana seseorang bisa jatuh cinta (dalam kasus saya) hanya dalam hitungan detik. Bagi saya cinta adalah persahabatan. Ungkapan ini saya kutip dari film india fenomenal dan monumental, Kuch Kuch Hota Hai. Saya bukanlah penggemar film India, namun bagi saya ungkapan itu seratus persen tepat. Secara singkat, si tokoh utama perempuan berkata: jangan berharap bisa berpacaran dengan saya bila ia tak bisa menjadi sahabat saya.

Hingga detik ini, saya meyakini cinta adalah perasaan yang tumbuh dari pengenalan karakter yang memiliki ketertarikan. Karakter itu tak selalu positif. Kadang kita bisa mengatakan bahwa si A menarik karena ambisinya terhadap suatu hal bahkan kita bisa memandangi wajah seseorang karena ada tahi lalat besar di hidungnya. Bebas. Semua berhak menentukan alasan menyukai orang lain, dan itu (pasti) butuh waktu.

Bagi saya, love at the first sight yang dikatakan kawan saya hanyalah cinta kulit, yang tipis, dangkal, mudah robek dan tak berisi. Cinta seperti itu hanya memandang fisik, keindahan ragawi yang seiring berjalannya tahun sirna. Namun rasanya, masyarakat kita sudah dibodohi oleh label pertelevsian yang kerap menampilkan cinta sejati dalam potret cinta dalam pandangan pertama. Agak menyesakkan, karena televisi merupakan salah satu pembentuk budaya masyarakat.

Bukannya saya menafikan atau meragukan perasaan orang, tapi bagi saya, akan terlihat sangat naif bila saya percaya dan menjadikan love at the first sight suatu kesahihan.

Rabu, 15 Februari 2012

Lintas Malam ala TransJakarta

-->
Malam menjelang, angin berembus menembus paru yang seakan rindu rumah. Beruntung, hari ini langit kelam tampak cerah, bulan jelas terlihat berkuasa malam itu. Namun bukan Jakarta namanya kalau bisa tenang dan berdiam sejenak. Pukul 21.00 memang telah berlalu, tapi halte busway Kramat Sentiong masih ramai. Beberapa orang berlari kecil demi mengejar kesempatan TransJakarta yang hampir tiba.
Berbeda dengan transportasi lain yang mulai sepi di hari selarut ini, TransJakarta masih ramai, meski tidak sepada pagi atau sore hari. Mengenai hal ini, seorang perempuan yang ditemui SH di dalam bus beralasan, “Lebih aman, ketimbang naik patas atau metromini.” Perempuan itu kemudian melanjutkan, “Rumah saya di daerah Ragunan, jadi naik TransJakarta dari Matraman dan transit di Dukuh Atas. Selain lebih murah, naik TransJakarta juga jauh lebih aman.”

Senin, 16 Januari 2012

Keindahan dalam Sebuah Kematian

Saya (entah mengapa) selalu benci dengan kematian, dalam bentuk apa pun. Namun, hari ini saya membaca sebuah postingan di Facebook milik kawan saya. Begini bunyinya... 

Seindah kupu2 yg kluar dr kepompong jelek stlh m'alami sakit berhari2, itulah cara Tuhan mengasihi anak kami Jos#$%. Kami minta kesembuhan, namun Dia bukan sekadar mberikan kesembuhan, tapi jg kelepasan abadi dr penderitaannya d dunia ini. 
Puji Tuhan, Tuhan Yesus baik!
Dalam kalimat pendek itu saya bisa menemukan keindahan dalam sebuah kematian. Kematian rasanya sama indah dan berkesannya dengan kelahiran bahkan kehidupan itu sendiri. 
Kupu-kupu, begitu kawan saya ini menggambarkan putranya yang baru sama berpulang. Kupu-kupu sakit itu sudah terbebas dari "kandang" kepompong yang membelitnya selama ini. Bagi kawan saya ini, terbebas dari kandang menyiksa itu lebih baik daripada yang walaupun sakit tetaplah kehidupan yang.
Tak hanya itu, kawan saya ini telah diberi hikmat luar biasa dari Tuhan sehingga ia bisa menyadari bahwa ada rencana Allah yang demikian luar biasa dalam dan agung untuk bisa dimengerti bahkan diselami manusia. Ketabahan yang kawan saya tunjukkan tampak lebih besar daripada kematian itu sendiri. 
Sejak dulu, saya sering merasa bahwa tidak ada ratapan yang lebih menyayat hari ketimbang ratap tangis seorang ibu di pusara anaknya. Hingga saat ini saya sering berpikir bahwa saya tidak ingin mendahului mama, bukan hanya karena saya mencintai sebuah kehidupan, tapi juga karena saya tidak ingin memberikan kesedihan yang demikian besar pada mama. Saya tidak bisa membayangkan dia harus bersimpuh bahkan tersungkur di depan nisan bertuliskan nama anaknya. Tidak, tidak.
Menyadari hal itu saya kembali angkat topi, salut atas "prestasi" yang ditunjukkan kawan saya ini. Dalam usia yang terbilang muda ia berani mempertaruhkan hidupnya di meja operasi untuk seorang anak yang hanya bisa dielus dan dibelainya beberapa hari. Tapi saya percaya (bila dilihat dari kata-katanya) ia tidak menyesal, bahwa ia pernah berjudi dengan nasib untuk anaknya itu, bahkan mungkin saja ia menyesal kenapa ia tidak mempertaruhkan lebih banyak ketika itu.
Satu lagi hal yang luar biasa dari kawan saya ini. Ia menyadari kesembuhan sesungguhnya bukanlah sembuh dari sakit penyakit secara fisik. Lebih dari pada itu, kesembuhan adalah terbebas dari penderitaan dalam arti sebenarnya. Kesembuhan sebenarnya bagi dia adalah kelepasan abadi dari penderitaan di dunia. Satu poin penti kembali ia sadari bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Seperti Paulus yang menyebutkan dalam suratnya. kepada jemaat di Filipi ”Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Nyatalah, kutipan ayat ini bagi kehidupan kawan saya ini. Ia telah menyadari bahwa kematian adalah keuntungan. Hal yang bagi banyak ibu yang kehilangan anaknya mungkin akan sangat sulit disadari. 

Bagi saya, kalimat terakhir ini yang menjadi klimaks segalanya. Kesadaran penuh bahwa Tuhan itu baik, apa pun kondisinya. Saya percaya kalimat terakhir itu adalah pergumulan panjang banyak orang yang terus direnungi hari demi hari. Saya sendiri tidak yakin dapat mencapai kedewasaan iman sedemikian rupa ketika saya menghadapi sebuah hal buruk nanti. 

Akhir kata, dari hati terdalam saya menyampaikan rasa berduka saya sedalam-dalamnya. Kematian memang tidak pernah menyenangkan, tapi bukan berarti tidak ada keindahan bahkan keagungan Tuhan yang dapat kita lihat. Kawan saya yang baik hatinya, Tuhan begitu mengasihimu, terlebih anakmu. Jos#$% tenanglah di surga sana.